Ulah segelintir pegawai negeri sipil (PNS) di kantor dinas, badan dan bagian di Kota Lewoleba malas tahu dan apatis mengikuti apel HUT Otonomi Lembata ke-9 tahun 2008, membuat Bupati Lembata, Drs. Andreas Duli Manuk, berang. Dia memerintahkan Wabup, Drs. Anderas Nula Liliweri dan pelaksana tugas (Plt) Sekda, Ir. Lukas Witak menindak pegawai pemalas itu.
"Kenapa PNS yang ikuti apel hanya sebanyak ini? Saya sudah serahkan kewenangan kepada wakil dan sekda untuk urus pegawai tidak ada gunanya. Harus ada tindakan tegas," tandas Andreas disambut tepuk tangan peserta apel siswa SD, SMP, SLTA dan mahasiswa serta instansi lain.
Peringatan itu disampaikan Andreas pada HUT Otonomi Lembata, Kamis (30/10/2008) pagi, di lapangan kantor bupati. Kemarahan Andreas bisa dimaklumi, sebab PNS yang mengikuti apel hari jadi kabupaten itu sangat sedikit dibanding jumlah keseluruhan PNS di Lewoleba. Satu barisan panjang sekitar 200 lebih PNS lama dari dinas otonom dan vertikal mengenakan seragam korpri dan satu barisan lain sejumlah 200 lebih CPNSD berseragam hitam putih mengikuti prajabatan.
Kemarahan bupati terhadap sepak terjang oknum PNS itu mengaggetkan pimpinan Dewan, mupsida, kepala dinas dan badan yang hadir pada upacara itu. Beberapa kepala yang sering 'setor muka' dan bekerja asal-asalan tampak merah padam. Menurut bupati, ada oknum kepala dinas tidak punya kepedulian dan tak menghiraukan stafnya mengikuti pertandingan.
"Tanpa otonomi Lembata, kita semua ini tidak ada di sini (Lembata). Saya minta semua pimpinan instansi evaluasi pegawainya dan beri tindakan," kata Andreas disambut tepukan tangan peserta apel.
Menurutnya, masyarakat Lembata yang lainnya berperan aktif memaknai perayaan ini. Karena perjuangan mendapatkan otonomi dilakukan susah payah oleh para tokoh.Ia menambahkan, sangat banyak pencari kerja antre melamar menjadi PNS bahkan bercucuran air mata. Tetapi, setelah diberi peran, malah memperlihatkan perilaku yang tidak mencerminkan diri sebagai PNS .
"Hanya untuk datang apel di terik matahari sedikit tidak bisa. Bayangkan. Setelah ini (upacara), saya minta diapelkan kembali. Saya minta hari ini (Kamis) juga ditertibkan," katanya.
Ketua DPD II Golkar Lembata, Yohanes de Rosari mendukung sikap tegas bupati menindak para PNS yang malas dan tidak displin menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai abdi negara dan masyarakat.
"Mesti ada tindakan tegas terhadap pegawai yang bandel. Selama dua tahun pemerintahan terlalu toleransi dengan pelanggaran displin. Kali in harus ditindak tegas," kata Yohanes.
Kabag Humas Setda Lembata, Drs. Ambris Lein, menambahkan, teguran keras bupati terhadap PNS tidak disiplin yang kedua kalinya. Sanksi pelanggaran disiplin itu diserahkan kepada pimpinan dinas, badan dan bagian. Pak bupati perintahkan diinventarisir PNS yang malas apel HUT otonomi.
"Tempo hari sudah ada sanksi. Yang dua kali melanggar lagi harus ditingkatkan sanksinya," tandas Ambros.
"Kenapa PNS yang ikuti apel hanya sebanyak ini? Saya sudah serahkan kewenangan kepada wakil dan sekda untuk urus pegawai tidak ada gunanya. Harus ada tindakan tegas," tandas Andreas disambut tepuk tangan peserta apel siswa SD, SMP, SLTA dan mahasiswa serta instansi lain.
Peringatan itu disampaikan Andreas pada HUT Otonomi Lembata, Kamis (30/10/2008) pagi, di lapangan kantor bupati. Kemarahan Andreas bisa dimaklumi, sebab PNS yang mengikuti apel hari jadi kabupaten itu sangat sedikit dibanding jumlah keseluruhan PNS di Lewoleba. Satu barisan panjang sekitar 200 lebih PNS lama dari dinas otonom dan vertikal mengenakan seragam korpri dan satu barisan lain sejumlah 200 lebih CPNSD berseragam hitam putih mengikuti prajabatan.
Kemarahan bupati terhadap sepak terjang oknum PNS itu mengaggetkan pimpinan Dewan, mupsida, kepala dinas dan badan yang hadir pada upacara itu. Beberapa kepala yang sering 'setor muka' dan bekerja asal-asalan tampak merah padam. Menurut bupati, ada oknum kepala dinas tidak punya kepedulian dan tak menghiraukan stafnya mengikuti pertandingan.
"Tanpa otonomi Lembata, kita semua ini tidak ada di sini (Lembata). Saya minta semua pimpinan instansi evaluasi pegawainya dan beri tindakan," kata Andreas disambut tepukan tangan peserta apel.
Menurutnya, masyarakat Lembata yang lainnya berperan aktif memaknai perayaan ini. Karena perjuangan mendapatkan otonomi dilakukan susah payah oleh para tokoh.Ia menambahkan, sangat banyak pencari kerja antre melamar menjadi PNS bahkan bercucuran air mata. Tetapi, setelah diberi peran, malah memperlihatkan perilaku yang tidak mencerminkan diri sebagai PNS .
"Hanya untuk datang apel di terik matahari sedikit tidak bisa. Bayangkan. Setelah ini (upacara), saya minta diapelkan kembali. Saya minta hari ini (Kamis) juga ditertibkan," katanya.
Ketua DPD II Golkar Lembata, Yohanes de Rosari mendukung sikap tegas bupati menindak para PNS yang malas dan tidak displin menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai abdi negara dan masyarakat.
"Mesti ada tindakan tegas terhadap pegawai yang bandel. Selama dua tahun pemerintahan terlalu toleransi dengan pelanggaran displin. Kali in harus ditindak tegas," kata Yohanes.
Kabag Humas Setda Lembata, Drs. Ambris Lein, menambahkan, teguran keras bupati terhadap PNS tidak disiplin yang kedua kalinya. Sanksi pelanggaran disiplin itu diserahkan kepada pimpinan dinas, badan dan bagian. Pak bupati perintahkan diinventarisir PNS yang malas apel HUT otonomi.
"Tempo hari sudah ada sanksi. Yang dua kali melanggar lagi harus ditingkatkan sanksinya," tandas Ambros.
Sumber: POS KUPANG, 3 November 2008
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!