Sejumlah selebriti melesat menuju kursi DPR. Mereka akan mengemban tugas sebagai wakil rakyat lima tahun.
KAMIS 1 Oktober 2009. Tepat pukul 10.00 WIB, sejumlah selebriti dari 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah periode 2009-2014 dilantik dan mulai mengemban tugas sebagai wakil rakyat.
Jutaan pasang mata dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote berpaling ke Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta untuk ikut menyaksikan prosesi pelantikan bernilai Rp. 11 miliar tersebut.
Usai dilantik, para wakil rakyat yang juga selebriti itu menjadi incaran para kuli tinta yang sudah stand by. Sesaat kemudian, mereka langsung dicecar pertanyaan terkait tugas barunya. Juga apa tanggapan di tengah pesimisme sebagian kalangan bahwa selebriti sekadar penggembira.
“Kalau itu ada, ya, harus bersyukur karena ternyata ada kelompok penggembira. Tapi, saya kira tidak cuma itu. Ada hal-hal yang bisa kita lakukan untuk masyarakat, bangsa, dan negara,” ujar Jamal Mirdad, anggota DPR dari Partai Amanat Nasional di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (1/10).
Tak ada agenda besar yang ada dalam benak suami pesinetron Lidya Kandow dan ayah dari Nana dan Naycila Mirdad, ini, kepada masyarakat yang telah mempercayakan aspirasinya.
Hal sederhana yang ada dalam pikiran Jamal yakni mencari waktu bertemu kembali dengan rakyat, terutama para konstituen guna menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan yang telah mereka titipkan sebelum bertugas.
“Saya akan datang menemui masyarakat, terutama para konstituen di daerah pemilihan saya, berbaur kembali karena mereka telah mendukung saya. Saya akan mengadakan pertemuan dan pembicaraan, apa kira-kira langkah berikut yang mungkin bisa dikerjasamakan,” ujar aktor yang telah membintangi sejumlah film, ini.
Jamal juga siap dan akan bekerja maksimal menghadapi berbagai masalah yang terjadi ke depan dalam tugas-tugas sebagai anggota DPR. Ia juga menjamin diri agar bersih dari praktek kolusi, korupsi, dan nepotisme, “penyakit” yang kerap menggerogoti segelintir anggota DPR.
“Bagi saya semua itu kembali pada pribadi masing-masing. Saya kira, masuk ke DPR bukan untuk KKN. Mungkin dengan gaji saja saya harus bersyukur,” tandas Jamal.
Menurut Jamal, ada hal urgen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terkait etika, moral, dan sopan santun yang harus dikedepankan terutama bagi seluruh warga bangsa. Sopan santun, jelas Jamal, harus dibudayakan terus-menerus dalam praktek kehidupan sosial dan politik. Tanpa itu kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara pun jauh dari harapan.
Merinding
Anggota DPR dari Partai Gerakan Indonesia Raya, Rachel Maryam mengatakan, ia sempat merinding saat dilantik. Pasalnya, artis cantik bertubuh kurus harus siap menanggung beban moral sekian juta aspirasi rakyat.
“Ketika bersumpah maka sejak itu benar-benar beban moral rakyat ada di pundak saya. Artinya, sesuatu yang sungguh-sungguh dan serius untuk diwujudkan. Ini bukan hanya pertanggungjawaban saya dengan rakyat tetapi juga dengan Tuhan,” ujar Rachel Maryam di Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, Kamis (1/10).
Wakil rakyat yang satu ini pun mengaku tak memiliki persiapan khusus saat diambil sumpahnya karena prosesi pelantikan hanya seremonial. Buktinya, ia mengenakan kebaya yang tak begitu mencolok. Apa yang perlu dipersiapkan?
“Saya perlu mempersiapkan mental dan berjanji kepada diri sendiri bahwa apa yang saya ucapkan dalam sumpah saya tadi sungguh-sungguh saya kerjakan dan berjuang terus mengemban aspirasi rakyat,” tandas Rachel.
Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Jawa Barat mengaku tak tahu di komisi berapa akan diplotkan. Partai pendukungnya pun belum memberi sinyal. “Jadi, apa yang akan saya kerjakan bagi rakyat tentu tergantung di komisi mana saya dipercayakan,” tandas pengagum sosok Ahmad Muzani.
Rachel juga menepis anggapan wakil rakyat dari kalangan selebriti hanya penggembira. Semua anggota DPR bekerja dengan aturan main dan mekanisme. Namun, tentu tetap berada dalam satu cita-cita bersama yaitu menuju masyarakat adil, makmur, dan sejahtera lahir-batin.
Muara pengabdian semua wakil rakyat pasti ke sana. Artinya, bagaimana semua anggota DPR memiliki satu cita-cita kolektif membuat keadaan negara yang nyaman untuk didiami bersama sebagai warga bangsa.
“Sekarang kami yang mewakili suara artis kan baru dilantik. Saya minta agar masyarakat dan rekan-rekan jangan apriori dulu. Berilah saya dan teman-teman selebriti membuktikan diri. Kalau kinerjanya ternyata dianggap kurang baik maka tentu ada mekanisme lain yang bisa ditempuh,” lanjut Rachel.
Menurutnya, semua orang berhak menjadi anggota DPR. DPR itu kan wakil rakyat. Rakyat sendiri di dalamnya terdiri dari berbagai elemen. Ada petani, buruh, pengajar, guru, dan juga seniman termasuk artis.
“Nah, saya kira artis menjadi anggota DPR itu bukan sesuatu yang buruk. Justru menurut saya malah memberikan warna tersendiri di DPR,” kata Rachel, yang mengaku tertarik ditempatkan di bidang luar negeri atau komunikasi dan informasi sesuai dengan kapasitasnya.
Teladan Senior
Selebriti yang juga politisi Partai Amanat Nasional Eko Patrio meminta masyarakat memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada para selebriti untuk bekerja. Tak usah menyebut mereka sekadar kelompok penggembira.
Sejarah telah mencatat dengan baik. Sejak rekan-rekannya sesama selebriti dipercaya anggota DPR periode lalu seperti Sophan Sophiaan, Dede Yusuf (Wakil Gubernur Jawa Barat), Komar, Adji Massaid, Angelina Sondakh (tiga nama terakhir ini terpilih lagi) mereka tidak pernah berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi karena terkait dugaan korupsi.
“Artinya, itulah teladan dan contoh yang harus dan akan diikuti oleh rekan-rekan DPR dari kalangan selebririt. Mereka tentu tak akan mau melakukan hal-hal negatif. Buktinya, selama ini yang terlibat dugaan kasus korupsi bukan dari kalangan selebriti. Karena itu, berilah kesempatan kepada mereka terlebih dahulu,” ujar Eko usai pelantikan.
Keyakinan dan optimisme, lanjut Eko, menjadi faktor penting baginya dalam menunaikan tugas-tugas sebagai wakil rakyat. Apalagi, semua rekan selebriti capable di bidangnya.
“Ada Duta Baca Tantowi Yahya, Miing Gumelar, Komar, Diah Pitaloka, Adji Massaid, Angelina Sondakh, Tere, Jamal Mirdad, dan lain-lain. Mereka semua juga berkelas,” lanjut Eko memuji rekan-rekannya sesama wakil rakyat.
Menurut Eko, ada sejumlah agenda krusial yang akan dikerjakan, terutama menyelesaikan Program Legislasi Nasional yang tertunda periode sebelumnya. Selain itu, sebagai kader partai Eko dan partainya berusaha memberikan kontribusi terbaik bagi rakyat yang telah mempercayakan aspirasinya melalui kader-kader partai yang duduk di DPR.
“Saya secara pribadi pingin masuk ke dalam bidang pariwisata, seni, dan budaya karena basic saya kan di bidang yang kurang lebih 20 tahun saya geluti. Atau mungkin juga di komisi yang terkait dengan infrastruktur pedesaan. Karena masalah itu juga salah satu hal yang sangat dibutuhkan rakyat,” tandas Eko.
Sementara itu, anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Diah Pitaloka belum mau berkomentar banyak terkait tugas barunya sebagai wakil rakyat. Hal itu tentu terjawab setelah pemeran Oneng dalam serial sinetron Bajaj Bajuri, ini berkomunikasi terlebih dahulu dengan induk partai penyokong.
“Tetapi, tentu saya berharap bisa masuk di komisi ketenagakerjaaan yang menurut saya urgen,” ujar Diah singkat di Gedung DPR/MPR Jakarta, Kamis, (1/10). Kalau begitu, beri dulu kesempatan. (Ansel Deri)
Sumber: Tabloit Pro Rakyat edisi 1 Oktober 2009
Ket foto: Dua artis yang kini anggota DPR RI: Rieke Diah Pitaloka dan Eko Patrio. Foto: dok.vivanews.com.
Ket foto: Dua artis yang kini anggota DPR RI: Rieke Diah Pitaloka dan Eko Patrio. Foto: dok.vivanews.com.
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!