Headlines News :
Home » » Rekonstruksi Pembunuhan Antonius Duru: Pelaku Dimaki dan Disumpahi

Rekonstruksi Pembunuhan Antonius Duru: Pelaku Dimaki dan Disumpahi

Written By ansel-boto.blogspot.com on Tuesday, January 26, 2010 | 3:40 PM


Reka ulang (rekonstruksi) pembunuhan Antonius Duru (bukan Dori) yang ditemukan tewas di Pantai Waienga, Selasa (12/1/2010), dilakukan Senin (24/1/2010) pagi.

Rekonstruksi ini dihadiri ratusan warga Desa Waienga dan Lerahinga. Mereka mencaci maki dan menyumpahi tersangka pelaku pembunuhan, yaitu Benediktus Watu Ruing, Antonius Lado Lengari, dan Yoseph Kelake.

Sekitar 300 orang warga asal Desa Waienga, tempat asal korban dan Desa Lerahinga, desa asal Anselmu dan Benediktus, telah berkumpul sejak Senin pagi di jalan utama Lewoleba-Kedang. Letaknya sekitar 40 meter dari rumah korban atau berseberangan jalan dengan pondok milik korban dan tempat kejadian perkara di Pantai Waienga.

Pria dan wanita mengenakan baju hitam memegang lilin bernyala di tangan. Beberapa warga memegang poster dari zak semen bertuliskan dukungan terhadap polisi,hujatan kepada pelaku dan imbau kepada hakim menghukum seberat-beratnya pelaku.

Ketiga tersangka ini memeragakan ulang 25 adegan. Dimulai dengan kegiatan Senin (11/1/2010) sekitar pukul 17.00 Wita di moting (pondok) milik korban, setelah korban memberi makan babi. Adegan terakhir ketika Yoseph menemukan mayat Antonius, Selasa (12/1/2010) pagi sekitar pukul 09.00 Wita di pantai itu.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Lembata, AKPB Marthin Johannis, S.H, beserta sebagian perwira Polres hadir di lokasi. Dua truk Dalmas mengangkut puluhan anggota polisi dilengkapi senjata laras panjang dan pentungan berjaga-jaga. Mereka dibantu anggota Linmas dari dua desa, pemuda dan tokoh masyarakat.

Semula warga hanya menunggu dan menyaksikan dari kejauhan di pinggir jalan sekitar 40-50 meter dari tempat kejadian perkara (TKP). Letak TKP terhalang pohon kelapa, pohon lontar dan pepohonan lainnya, tak leluasa bagi warga menyaksikan adegang pemukulan di pantai. Karena itu, negosiasi dengan kepolisian, warga diperkenankan menyaksikan adegan pemukulan ketiga tersangka di pantai.

Amarah warga, caci maki, hujatan dan segala macam kata-kata kotor yang tak pantas didengar, bersahut-sahutan pada saat Benediktus, Yoseph dan Anselmus mengenaikan baju seragam tahanan warna biru muda meragakan pemukulan terhadap Antonius Duru di pantai itu. Kemarahan warga semakin memuncak, meski masih dapat dikendalikan.

Meski demikian, belasan pemuda dan sanak famili korban, berusaha mencari kesempatan melampiaskan emosinya. Mereka berusaha menyerang tersangka yang telah dijaga ketat.

Ketika adegan penemuan mayat oleh Yoseph berakhir, ketiga tersangka dibawa lari oleh anggota polisi menuju truk Dalmas yang siaga di jalan raya. Puluhan pemuda memanfaatkan kesempatan mengejarnya, namun gagal menghajar ketiga pelaku.

Tokoh pemuda Waienga, Fery Lazar, mengatakan, warga belum puas karena tak bisa mengikuti rangkaian rekonstruksi pembunuhan Antonius Duru. Pada hari Minggu (23/1/2010) ketika digelar pertemuan dengan warga kedua desa disepakati supaya mereka bisa mengikuti rekonstruksi agar menjadi pelajaran kepada warga.

Pernyataan Sikap Warga Waienga dan Lerahinga

1. Kami warga kedua desa menyatakan belasungkawa mendalam atas meninggalnya ahmahrum Antonius Duru dan mengutuk keras perbuatan para pelaku yang sengaja menghilangkan nyawanya.
2. Minta penegak hukum menghukum pelaku kejahatan dengan vonis hukuman mati sesuai perbuatannya.
3. Meminta Pengadilan Negeri Lembata agar menyampaikan informasikan jadwal sidang kepada warga kedua desa.
4. Mengimbau warga Lerahinga agar sementara waktu tidak melakukan kegiatan apapun di wilayah Desa Waienga sampai terjadi kesepakatan lebih lanjut.
5. Apabila imbauan ini tidak diindahkan warga Lerahinga, maka segala risiko yang terjadi tidak menjadi tanggung jawab kedua desa.
6. Mengimbau warga kedua desa agar sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban sampai ada vonis pengadilan yang bersifat tetap.
7. Apabila imbau ini tidak diindahkan, maka pemerintah desa tidak bertanggung jawab atas perbuatan warga dari kedua desa yang membuat masalah.


Yoseph: Sumpah Lewo Tanah

DIDESAK memerankan adegan mengeksekusi korban Antonius Duru (55), memukulinya menggunakan batu, Yoseph Kelake, berulah. Ia menolak melakukannya. Alasannya sederhana karena dia bukan pelakunya.

Kasat Reskrim Polres Lembata, AKP Samuel Sumihar Simbolon, S.H, di dekatnya di Pantai Waienga, tampak geram menyaksikan tingkah yang ditunjukkan Yoseph. Perubahan perilaku Yoseph mengagetkan anggota Polres Lembata dan warga yang menonton rekonstruksi dari kejauhan.

Yoseph berteriak dia bukan pelaku yang memukul Antonius hingga tewas. "Sumpah demi lewo tanah (kampung halaman). Saya tidak bunuh Anton. Dia (korban) om saya. Saya tidak melakukannya," teriak Yoseph.

Namun teriakan Yoseph, ketika ia bersama tersangka Benediktus dan Anselmus memerankan eksekusi terhadap Antonius, tidak dihiraukan warga. Warga terus mencaci maki dan menghujatnya. Ia akhirnya memerankan adegan memukul Anton Duru menggunakan batu.

Usai memukul Anton pada Senin (11/1/2010) malam, mereka membuang Anton ke laut. Batu dan kayu yang digunakan juga dibuang ke laut. Mereka kembali ke rumah. Malam hari, bersama-sama warga lainnya, mereka ikut mencari Anton, tapi tak ketemu.

Keesokan hari, Selasa (12/1/2010), Yoseph bergegas ke pantai. Ia menemukan jenazah Anton di pantai. Ia berteriak memanggil warga dan keluarga korban mengabarkan bahwa jenazah Anton sudah ditemukan. Kali ini ia memerankan aksinya lagi.

"Saya tidak sentuh jenazahnya. Saya teriak panggil dan banyak orang yang datang. Kami empat orang angkat jenazahnya," ujar Yoseph. (ius)

Sumber: Pos Kupang, 26 Januari 2010
Foto-foto ilustrasi: Salah satu adegan rekonstruksi pembunuhan di Poltabes Manado, Sulawesi Utara.
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger