Headlines News :
Home » » Sumur di Rumah Sekda Telan Tiga Nyawa

Sumur di Rumah Sekda Telan Tiga Nyawa

Written By ansel-boto.blogspot.com on Saturday, March 06, 2010 | 8:54 PM

Sumur di rumah pribadi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lembata, Drs. Petrus Toda Atawolo, M.Si, di Lewoleba menelan tiga nyawa. Tiga orang pria yang tewas di dalam sumur itu, Jumat (5/3/2010) pagi, yakni Yonas Pasius Ata (27), Arianus Riwu (28), dan Petrus Muda Pue (27).

Ketiga korban kemungkinan menghirup gas beracun metan sangat berbahaya di dalam sumur itu ketika saling membantu keluar dari sumur itu. Tewasnya tiga orang dalam rentang waktu sekitar setengah jam menghebohkan warga Kota Lewoleba. Ratusan warga mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) di rumah sekda di Jalan Polo Ama, Kelurahan Selandoro, Kecamatan Nubatukan.

Kematian tiga warga ini menambah duka warga Kota Lewoleba. Sebab, di rumah Petrus Toda Atawolo masih diliputi suasana duka atas meninggalnya Drs. Stanis Atawolo (kakak kandung Petrus Toda Atawolo). Stanis yang meninggal dunia di Kupang delapan hari lalu disemayamkan di rumah Petrus, sebelum dimakamkan.

Isak tangis sanak saudara dan sahabat ketiga korban bersahut-sahutan. Rumah ketiga korban terletak berdekatan dibatasi Jalan Raya Polo Ama. Rumah dua korban di sebelah barat dan rumah satu korban di sebelah timur.

Penyebab kematian tiga orang ini masih simpang siur. Sekelompok warga berspekulasi kematian ini kemungkinan pengaruh gaib. Namun sekelompok orang lainnya menduga kematian tiga orang itu karena menghirup gas beracun di dalam sumur air sedalam sekitar 20 meter itu.

Tentang kronologi kejadian juga masih simpang siur. Pasalnya, penghuni rumah masih diliputi suasana duka setelah kematian Stanis Atawolo, sepekan yang lalu.

Namun informasi yang diperoleh Pos Kupang dari Paulus Bapa Muda, bapak besar Petrus Boli Muda Pue, mengungkapkan, kejadiannya berlangsung sangat singkat. Jumat pagi itu, tutur Paulus Bapa, sekitar pukul 09.00 Wita, Yonas yang tinggal di rumah sekda datang ke rumah Petrus. Ia minta bantuan Us, panggilan Petrus, supaya membantunya membersihkan sumur. Katanya seekor kucing loncat masuk dalam sumur itu dan mati di dalam.

Pada Jumat pagi, kata Paulus Bapa, Us tidak mengemudikan pick-up miliknya. Us bersama Yonas ke rumah sekda. Yonas turun perlahan-lahan melalui tangga sumur menggunakan tali. Sekitar 30 menit, ia berhasil melewati dinamo pompa air yang ditempatkan di dalam sumur itu.

Kemungkinan pada saat itu tempat dinamo pompa air roboh dan menimpa Yonas. Karyawan kontrak pada Kantor Bappeda Lembata itu tersungkur ke dasar sumur. Tetapi, Yonas tidak mengeluarkan sepatah kata pun minta tolong.

Us yang menyaksikan kejadian itu turun ke dalam sumur membantu Yonas. Setelah beberapa puluh menit turun dan belum sampai ke dasar sumur, Us yang baru sebulan kembali dari Jakarta kemungkinan menghirup gas beracun dan tak bisa menolong Yonas. Ia tak bersuara minta tolong kepada warga dan penghuni rumah yang menyaksikannya dari mulut sumur itu.
Menyaksikan dua orang di dalam sumur sudah kritis, penghuni rumah sekda panik. Mereka berupaya menarik kedua korban keluar dari dalam sumur, tapi mereka tak bisa melakukannya.

Salah seorang tetangga rumah sekda menelepon Arianus. Pria asal Alor, yang kos pada salah satu rumah warga di belakang pagar rumah sekda. Ketika ditelepon, pria dua anak itu berada di Lamohara, namun tak lama berselang ia tiba di TKP.

Arianus lalu turun ke dalam sumur. Namun, ia tak menjangkau sampai ke dasar sumur menolong Yonas dan Us. Arianus mendadak lemas karena kemungkinan tak kuat menahan sengatan uap gas beracun dari dalam sumur itu.

Warga tambah panik. Mereka bahu-membahu dan berhasil menarik Arianus keluar dari dalam sumur menggunakan tali nilon. Kondisinya kritis, ia dibawa ke RSUD Lewoleba, namun kemungkinan kehabisan napas dalam perjalanan dan Arianus meninggal dunia.

Korban kedua, Us berhasil dievakuasi puluhan warga yang datang membantu. Tubuhnya dikaitkan pada sepotong besi beton yang telah dilengkungkan dengan tali. Namun, pria yang masih membujang itu ternyata sudah meninggal dunia ketika diangkat dari dalam sumur.

Evakuasi Yonas, memakan waktu sekitar satu jam lebih. Upaya warga menarik Yonas dari dalam sumur menggunakan tali tidak berhasil. Warga meminta bantuan anggota Polres Lembata.

Anggota Polres Lembata itu turun ke dalam sumur menggunakan tabung oksigen milik WWF Lembata, tapi hanya mampu menjangkau sekitar lima meter. Uap menyengat seperti racun dari dalam sumur itu membuatnya tak kuat dan membatalkan evakuasi.

Usaha warga untuk mengeluarkan Yonas dari dalam sumur menggunakan tali tetap tidak berhasil. Akhirnya didatangkan seorang dukun melakukan upacara adat di pinggir sumur itu.

Nyonya Anas Atawolo, istri Petrus Atawolo, menangis atas kehilangan Yonas yang berstatus cucunya. Sang dukun membuatkan beras putih ke dahi Ny.Anas Atawolo dan menyuruhnya memanggil Yonas. Dengan suara meratap menahan kesedihan dan tangis, wanita paruh bayah ini memanggil cucunya.

Giliran berikutnya, pemilik rumah Petrus Toda Atawolo menemui Yonas di pinggir sumur itu. Sesaat kemudian, dukun membuatkan beras putih ke dahi Petrus. Dua batang kayu dipasang di mulut sumur. Evakuasi mengeluarkan Yonas dari dalam sumur dimulai. Sekitar 10 orang pria kerabat dan sanak famili Yonas menariknya dari dalam sumur maut itu.

Sekitar 15 menit, jenazah Yonas dikeluarkan dari dalam sumur. Wajah dan kulit sekujur tubuhnya terkelupas. Tak diketahui apa penyebabnya, apakah kemungkinan karena gas beracun.

Setelah jenazahnya berhasil dikeluarkan, dukun membunuh seekor ayam jantan dengan memukulnya ke tembok sumur itu. Ayam jantan dipotong tepat di bagian mulut. Darah ayam jantan itu diteteskan di sekeliling luar sumur, dalam sumur dan ke tubuh korban yang saat itu diletakkan di pinggir sumur.

Jenazah ketiga korban dibawa ke RSUD Lewoleba untuk diperiksa dokter. Sampai hari Jumat siang, jenazah Us dibawa ke rumah orangtuanya di depan Kantor Lurah Selandoro, Wangatoa. Jenazah Yonas disemayamkan di rumah sekda, sedangkan Arianus di bawah ke kosnya di belakang rumah sekda. (ius)
 Sumber: Pos Kupang, 6 Maret 2010
Foto ilustrasi: dok. google.co.id
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger