Headlines News :
Home » » Dokumen Milik Misionaris Hilang di Bandara El Tari

Dokumen Milik Misionaris Hilang di Bandara El Tari

Written By ansel-boto.blogspot.com on Wednesday, August 11, 2010 | 5:30 PM

Sebuah tas jinjing berisi sebuah lap top, paspor, uang senilai Rp 20 juta dan dolar serta handphone milik Pater Piet Payong, SVD, misionaris yang telah mengabdi 25 tahun di Negara Filipina, hilang di bagian pemeriksaan barang (x-ray) Bandar Udara (Bandara) El Tari Kupang, Jumat (18/6/2010) lalu. Saat itu Pater Piet Payong hendak terbang ke Larantuka, Flores Timur.

Pater Piet Payong yang dihubungi Pos Kupang ke handphone-nya, belum lama ini mengatakan, barang-barang berharga itu hilang saat ia menjalani pemeriksaan di bagian security itu.

Ia mengisahkan, kejadian itu bermula ketika ia memasuki ruangan chek in di Bandara El Tari pada pukul 06.00 Wita. Saat itu terdapat dua orang calon penumpang berada di depannya dan masih menjalani pemeriksaan oleh petugas.

Dan, saat bersamaan tas jinjingnya itu ia letakkan ke mesin detektor ini. Ketika hendak mengambil tas di ruang chek in, kata dia, ternyata sudah hilang dalam hitungan menit.

Saat itu Pater Piet langsung mengkomplain ke petugas itu. Namun, petugas terkesan melempar tanggung jawab. Petugas memintanya untuk mencari, namun barang itu tak ditemui. "Saya sudah berusaha untuk mencari tapi tak ada," kata pastor ini.

Kemudian kata Pater Piet, ia mendesak bagian security yang kemudian mengumumkan beberapa kali melalui alat pengeras suara. Saat bersamaan ia menuju pesawat TransNusa untuk terbang ke Larantuka. "Dokumen saya itu penting. Bila ada yang membawanya tolong kembalikan," katanya.

Asisten Manajer Keselamatan Keamanan Bandar El Tari, Kupang, Trubus Suharsono, S.E, ketika dihubungi di ruang kerjanya, belum lama ini mengatakan, ia sudah melakukan koordinasi dengan semua airline yang melakukan penerbangan hari itu baik penerbangan lokal, penerbangan ke Jakarta dan Surabaya. Namun, sampai hari ini belum ada jawaban.

Ia mengatakan, koordinasi itu dilakukan karena banyak kasus seperti itu bisa dilacak. Persoalannya, kata Trubus, tas milik Pater Piet Payong bukan barang bagasi yang bisa dilacak karena tak memiliki label. "Kesulitan kita di sini. Tapi, kita akan tetap berkoordinasi," katanya.

Ia juga mengatakan, bandara punya kamera sisi tivi, namun sulit dideteksi karena petugas tak mengenal model tas itu. Ketika ditanya apakah pemilik barang itu boleh melihat kamera sisi tivi untuk membantu pendeteksian barang, Trubus mengatakan sulit. Pasalnya, kata dia, di sisi kiri dan dan kanan mesin x- ray itu banyak calon penumpang berkerumun sehingga sulit untuk mendeteksinya.

Ketika ditanya kemungkinan ada mafia tertentu, ia mengatakan itu tak mungkin karena ruang chek in itu hanya khusus bagi para calon penumpang. Siapa yang bertanggung jawab bila terjadi kehilangan barang calon penumpang? Ia mengatakan, petugas hanya memeriksa keberadaan barang-barang itu, apakah layak atau tidak. Sedangkan keselamatan barang menjadi tanggung jawab calon penumpang.

Informasi yang dihimpun Pos Kupang, menyebutkan bahwa manajemen Angkasa Pura telah memanggil para petugas di hari itu. Manajemen telah memberikan waktu kepada petugas untuk bertanggung jawab atas kehilangan namun sampai saat ini belum ada follow up. Beberapa karyawan yang dihubungi Pos Kupang mengatakan, tanggung jawab atas kasus itu tetap diemban petugas hari itu.

"Kalau barang hilang, siapa yang "menghilangkan?" Petugas hari itu harus bertanggung jawab," ujar sebuah sumber di Bandara El Tari. Pemerintah propinsi melalui Dinas Perhubungan pun sudah turun tangan. (pol)
Sumber: Pos Kupang, 10 Agustus 2010
Ket foto: Pastor Petrus Payong, SVD. Foto: dok. Ansel Deri
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger