Headlines News :
Home » » Nicholas Strawn SVD, Jadi Orang Lembata Sejati

Nicholas Strawn SVD, Jadi Orang Lembata Sejati

Written By ansel-boto.blogspot.com on Wednesday, May 23, 2012 | 7:23 AM


Gelanggang Olahraga (GOR) Jakarta Timur, Minggu (20/5 2012), tampak meriah. Di tempat ini hadir  lebih dari dari 1.500-an umat katolik asal Paroki Lerek, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berdiam di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). 

Mereka sejak minggu pagi,  berbondong-bondong datang mengikuti perayaan misa syukur untuk memaknai perjalanan imamat 50 tahun Pater Nicholas Strawn SVD sekaligus menghormati pengabdian pastor kelahiran Iowa, Amerika Serikat, 24 September 1934, ini bagi umat di Paroki Lerek dan Boto Lembata.

“Kami datang jauh-jauh dari Bogor, karena kami ingat jasa Pastor Niko. Dia  mempunyai karisma yang luar biasa. Banyak perbuatan untuk perkembangan dan kemajuan umat katolik di Lerek. Dia sudah jadi orang Lembata-kah,” ujar Ina, ibu rumah tangga yang mengaku datang dari Bogor dengan menggunakan angkutan umum.


Perayaan misa yang dipimpin oleh delapan imam itu, dihadiri juga oleh tokoh-tokoh  masyarakat Lembata, di Jabodetabek,  di antaranya Petrus Bala Pattyona, Boli Rebong, Anton Tifaona, Yosef Pito Tolok, Paulus Doni Ruing, Yance Kia Poli, dan tokoh adat Lembata Jakarta Leo Lewo Tolok serta undangan lainnya.


Selain perayaan misa syukur konselebrasi  inkulturatif ala Lembata, acara ini juga  diisi dengan aneka acara  bernuansa budaya masyarakat Atadei Lembata dan berbagai pentas budaya. Salah satunya adalah tari Hamang yang dibawakan oleh kelompok Seniman Lembata  Cipayung, Jakarta Timur.


Perayaan yang melibatkan ribuan orang asal Paroki Lerek di Jabotabek ini, menurut Tokoh Masyarakat Lembata Jakarta Boli Rebong, sebagai bentuk kebanggaan dan rasa cinta mereka untuk jasa Pater Niko. 

“Apa yang kita buat ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan jasa Pater Niko untuk umat katolik Lembata khususnya di Paroki Lerek,“ ujar Boli dalam sambutannya.


Senada dengan Boli, Wakil Ketua Panitia Perayaan Pesta Emas P. Nico Strawn SVD di Jakarta, Theo Ledjab mengatakan, berbondong-bondongnya orang datang ke perayaan ini karena sosok Pater Niko yang luar biasa.


“Ini ungkapan cinta yang mendalam dari umat kepada Pater Niko yang telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melayani umat di Paroki Lerek dan juga di paroki yang lain di  Lembata,” ujarnya penuh kagum.


Pastor Yoseph Tote OFM dalam kotbahnya menyampaikan kesan yang mendalam soal perjalanan imamat Pater Niko. Menurutnya di Paroki Lerek sudah banyak yang masuk seminari tapi tidak sedikit yang putus di tengah jalan. Begitu juga dengan yang imam yang keluar. Sementara Pater Niko bisa bertahan hingga 50 tahun saat ini. “Kita begitu banyak mengalami kebaikan dari perbuatan Pater Niko,” ujarnya.


Pater Niko begitu mencintai Lembata. Sebagai bentuk pengabdiannya di Lembata dapat terlihat dari sebuah poster ukuran  besar yang bertuliskan “Aku Ingin Tanam Kaki di Lembata sampai Amin”.


Dalam sambutannya, Pater Niko  mengatakan,  sudah puluhan tahun dirinya bertugas di Lembata sebagai misionaris, mengalami banyak peristiwa. Selama 24 Tahun bertugas di Paroki Lerek dan 17 tahun di Paroki Boto merasa sikap persaudaraan yang luar biasa. “Semua Bersatu di Bawah Kristus,” ujarnya.


Melihat sosok  Pater Niko banyak orang berdecak kagum. Apalagi dari foto di waktu mudahnya yang terlihat ganteng dan apik. Namun dibalik kesempurnaan fisik yang dimilikinya itu, ia  tampak begitu lembut, damai bersahaja, selalu senyum, ramah dan sangat bersahabat serta selalu tampil tenang.


Perjalanan Pater Niko hingga sampai di tanah Lerek memilih kisah panjang dan berliku. Pastor kelahiran 78 tahun lalu ini, masa kecilnya disapa Nicky. Masuk seminari adalah kebetulan. Diawali dari SDK yang diasuh oleh para suster dari  Kongregasi “The Sisters of Mercy”. Kemudian saat menginjak bangku kelas IV SD, Nicky mulai tertarik untuk menjadi imam.


Pater Nicholas Strawn SVD kecil merupakan anak keempat dari enam bersaudara, dari pasangan Lone David Strawn berdarah Inggris (Wales) dan Loreta Bauer yang berdarah Jerman.


Tamat  dari SD, Nicky masuk Seminari Menengah Ephworth, Iowa USA. Setelah empat tahun belajar.  Kemudian tahun 1952-1954 ia masuk di Tachny, Illinois.  Setelah menjadi  Frater,  Nicky Strawn kemudian mengikrarkan kaul pertama dan resmi menjadi anggota Societas Verbi Divini (SVD).


Selama dua tahun Frater, ia  menyelesaikan program SMA-College, setahun  di Ephworth dan setahun di Michigan. Studi filsafat dan teologinya berlangsung dari tahun 1956 hingga 1962 di Seminari Tinggi SVD di Techny.


Pada 2 Februari 1962, Diakon Nicky Strawn menerima tahbisan imam bersama 18 teman lainnya di Techny. Imam baru Pater Nicolaus Strawn,SVD memilih motto imamatnya: Semuanya Bersatu di Bawah Kristus.


Pada tanggal 20 Oktober 1963, saat berusia 28 tahun misionaris muda Nicholas Strawn,SVD bertolak dari pelabuhan San Fransisco menumpang kapal laut SS President Madison. Dari Amerika pastor muda ini membawa serta 16 buah peti berisi obat-obatan, buku, dan pakaian sebagai bekal awal karya misionernya di tanah misi.


Setelah berlayar selama dua bulan 11 hari,pada tanggal 4 Desember 1963 Pater Nicholas Strawn tiba di pelabuhan Tanjung Priok. Tanggal 12 Desember 1963 dengan KM.Stella Maris, P.Nico berlayar menuju Ende. Di Ende, Pater Nico mendapat tugas berkarya di Lembata tepatnya di paroki Lerek.
FloresNews.com, 21 Mei 2012.
Ketfoto: Pastor Nicholas Strawn SVD
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger