Zalqi Welmanja, 16 tahun, siswa Sekolah Menengah Atas Pembangunan Kalianda,
Lampung Selatan, melaporkan gurunya, Desi Welianda, 42 tahun, ke polisi terkait
penganiayaan. Dengan mata lebam, Zalqi mendatangi kantor Kepolisian Resor Lampung
Selatan. “Saya dipukul berulang-ulang di bagian muka,” kata Zalqi Welmanja,
Jumat, 12 Oktober 2012.
Zalqi menceritakan penganiayaan itu terjadi di ruang kelas pada 7 Oktober
2012. Awalnya, Desi Welianda yang mengajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
itu melempar dirinya dengan sepatu namun tidak mengenai. “Entah kenapa, dia
lalu mendekati saya dan langsung menghajar dengan pukulan bertubi-tubi. Saya
berusaha melindungi diri dengan kedua tangan,” katanya.
Dia mengaku sudah melaporkan ke polisi kemarin dengan membawa foto dan
visum dari dokter. Siswa kelas 1 SMU itu berharap aksi kekerasan itu tidak
terulang kepada siswa lain. “Sudah ada upaya damai dari pihak sekolah tapi kami
tolak. Untuk pelajaran bagi guru agar tidak melakukan tindak kekerasan terhadap
anak didik,” kata Nurlela, orang tua Zalqi.
Desi Welianda, guru yang dituding melakukan penganiayaan itu, mengakui
telah memukul Zalqi. Alasannya, guru yang sudah menjalani profesi guru selama
12 tahun itu merasa dilecehkan dengan perkataan jorok muridnya di muka kelas.
“Saya tegur dia dengan baik-baik tapi anak itu mengacungkan jari tengah
disertai ucapan jorok tepat di muka saya,” kata perempuan berkerudung itu.
Menanggapi laporan siswanya itu, dia hanya pasrah dan akan mengikuti proses
hukum. Pihak sekolah, kata dia, sudah berupaya mendamaikan agar kasus itu tidak
sampai ke pengadilan. “Tapi perdamaian buntu. Saya siap menghadapinya. Itu
tindakan spontan,” kata Desi.
Sumber: Tempo.co.id, 12 Oktober 2012
Ket foto ilustrasi: google.co.id
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!