Upaya mendamaikan
warga dua desa yang berlibat bentrok berdarah di Pulau Adonara, Kabupaten
Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis (4/10), gagal.
Perdamaian gagal
karena perwakilan Desa Lewonara mengingikan warga Dusun Riung Bunga, Desa Lewobunga
yang menempati tanah sengketa selama bertahun-tahun segera meninggalkan lokasi
itu. Sebaliknya, perwakilan Desa Lewobunga ingin sengketa tanah antara dua desa
tersebut diselesaikan lewat jalur hukum.
Upaya mendamaikan
warga kedua desa dilakukan dalam pertemuan di Kepastoran Waiwerang, ibu kota
Kecamatan Adonara Barat yang dihadiri Asisten II Pemerintah Kabupaten Flores
Timur, Kapolres dan Dandim Flores Timur, lima wakil warga Desa Lewonara dan
tiga wakil Desa Lewobunga.
"Karena tidak
ada kesepakatan, masyarakat Desa Lewonara mengancam melakukan penyerangan untuk
mengusir masyarakat Dusun Riung Bunga," kata Kabid Humas Polda Nusa
Tenggara Timur (NTT) Ajun Komisaris Besar Ida Pello kepada mediaindonesia.com.
Setelah perdamaian
gagal, aparat keamanan minta Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin datang
ke lokasi pertemuan untuk memberikan solusi terkait persoalan tersebut. Karena
hingga pertemuan berakhir bupati belum tiba di lokasi pertemuan, warga kemudian
pulang ke rumah masing-masing.
Menurut Ida,
terkait ancaman penyerangan tersebut, aparat keamanan langsung dikerahkan ke
lokasi yang menjadi sasaran penyerangan. "Aparat keamanan juga menghubungi
bupati agar dapat meminimalisasi kejadian dan koordinasi dengan kedua kepala
desa agar tidak melakukan tindakan yang melawan hukum. Saat ini situasi masih
aman dan kondusif," ujarnya.
Aparat keamanan
yang disiagakan berasal dari Polres Larantuka 53 personel, Polres Sikka 28,
Brimob 53, dan dari Kodim Flores Timur 41 personil. Bentrok antara warga dua
desa meletus sejak Selasa (2/10) pagi. Awalnya warga dua desa bersiaga di batas
desa masing-masing sambil membawa senjata api rakitan, parang, tombak dan
panah. Mereka saling memprovokasi menyulut semangat masing-masing warga sebelum
menyerang. Dalam kejadian itu dua warga Desa Lewobunga terkena panah yakni
Dominikus Luwo Kleden, 80, dan Hendrikus Asan Boli, 33.
Selanjutnya pada
bentrok susulan, Rabu (3/10), anggota Komando Distrik Militer (Kodim) 1624
Flores Timur Serda Yohanes Kesnae yang bertugas mengamankan bentrokan terkena
panah di kaki kanan. Anak panah yang mengenai anggota TNI sudah berhasil
dicabut, sedangkan anak panah dua warga lainnya belum berhasil dicabut.
Sumber: http://m.mediaindonesia.com,
4 Oktober 2012
Ket foto: Salah
satu Salah satu rumah warga yang dibakar menyusul bentrok dua kelompok yang
bertikai.
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!