PENGAMBILALIHAN pengelolaan
manajemen Partai Demokrat oleh Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis
Tinggi, Susilo Bambang Yudhoyono, membuat partai berlambang bintang Mercy
tersebut diibaratkan seperti sebuah perahu yang memiliki dua nahkoda, sedangkan
para kadernya juga seolah tengah ‘mendayung diantara dua karang’.
“Partai Demokrat tidak bisa
menepis bahwa di internalnya seolah mempunyai ‘matahari kembar’. Ada dua
nahkoda dalam satu kapal, dan tujuan berbeda. Mereka masing-masing mempunyai
agenda politik, baik secara internal maupun eksternal. Kita tahu, dalam politik
semua pihak pasti menginginkan pengaruh kekuasaan,” ujar Pengamat Politik,
Hanta Yudha, di Jakarta, Sabtu (16/2).
Idiom dua nahkoda atau
‘matahari kembar’ tersebut, menurut Hanta, mengacu pada posisi Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Dewan Pembina PD dan Sang Ketua Umum,
Anas Urbaningrum (AU).
Munculnya persepsi bahwa ada
dua nahkoda dalam PD tersebut, Hanta menjelaskan, mendapatkan pembenaran dengan
adanya beberapa agenda partai yang digagas oleh SBY, namun tidak dihadiri oleh
AU. Sebaliknya, Sang Ketua Umum tersebut justru diketahui cukup sibuk dalam
melakukan konsolidasi dengan para pendukungnya melalui kunjungan ke beberapa
daerah.
“Kita tahu, bahwa AU sebagai
mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), maka tentu memiliki kekuatan
jaringan yang kuat, yang diperlukan partai dalam Pemilihan Presiden (Pilpres)
2014. Kalau Ketua Umumnya bukan AU, mungkin tidak akan begini. Tapi karena Ketua
Umumnya adalah AU, maka sulit dibantah bahwa memang ada matahri kembar (di
PD),” tutur Hanta.
Masalah perpecahan kekuasaan
tersebut, lanjut Hanta, akan menemui jawabannya pada gelaran Rapat Pimpinan
Nasional (Rapimnas) yang akan dilakukan pada tanggal 17 Februari 2013
mendatang. Dalam acara tersebut, Hanta meyakini, nasib AU akan ditentukan.
“Penentuan nasib AU sebagai
Ketua Umum menjadi isu terkuat dalam Rapimnas nanti. Apakah posisi Majelis
Tinggi (MT) akan diperkuat oleh kader di bawah, ataukah kader-kader akan lebih
mendukung AU, atau juga mungkin ada jalan tengah. Kuncinya ada di Rapimnas,”
tegas Hanta.
Sumber: Jurnas.com, 16
Februari 2013.’
Ket foto: Susilo Bambang
Yudhoyono dan Anas Urbangingrum
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!