Keuskupan Asmat berencana mengundang biarawati yang
akan ditempatkan di Kampung Mumugu, mendampingi pengobatan penderita kusta dan
filariasis warga setempat.
Uskup Keuskupan Asmat Mgr Aloysius Murwito, OFM,
dalam kesempatan kunjungan ke perkampungan Mamugu beberapa waktu lalu
mengatakan, para biarawati asal NTT ini diharapkan sudah tiba akhir tahun 2013.
Menurut Aloysius, para biarawati yang sudah terbiasa
berada di tengah-tengah penderita kusta akan membangun dapur umum karena
penderita tidak dipisahkan satu dengan yang lain. Yang juga menjadi hal penting
adalah proses pengobatan terus-menerus.
Namun, upaya tersebut tetap akan terkendala dengan
kebiasaan warga yang hidup sebagai peramu, yang terbiasa meninggalkan kampung
menuju hutan mencari makan. “Nah kalau sudah di hutan siapa yang akan
memberikan obat? Karenanya dalam periode pengobatan, warga yang sehat dan yang
sakit akan diberi makan melalui dapur umum minimal sekali atau dua kali
sehari,” urainya.
Mgr Aloysius berharap Pemerintah Kabupaten Asmat
juga bisa terlibat aktif dengan mendatangkan perawat dan guru-guru untuk
mengaktifkan kegiatan belajar mengajar di sekolah negeri di Kampung Mumugu
Bawah pada periode pengobatan tersebut.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, sekitar 50
persen dari 300 jiwa penduduk Kampung Mumugu Atas dan Bawah, Distrik Sawa Erma,
Kabupaten Asmat, diduga telah terjangkit penyakit kusta.
Keberadaan penderita kusta dan sejumlah lainnya
menderita filariasis (kaki gajah) sebenarnya sudah terdeteksi di Kampung Mumugu
sejak 2006 lalu. Karena tidak ada pelayanan kesehatan yang memadai, jumlah
penderita penyakit menular ini terus bertambah yang sebagian besar diderita
oleh ibu dan anak-anak.
Sumber: Kompas.com, 3 Juli 2013
Ket foto: Mgr Aloysius Murwito, OFM
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!