Headlines News :
Home » » Lagi, Bupati Lembata Polisikan Anggota DPRD

Lagi, Bupati Lembata Polisikan Anggota DPRD

Written By ansel-boto.blogspot.com on Tuesday, May 06, 2014 | 12:59 PM

Setelah mempolisikan Yakobus Liwa, anggota DPRD Lembata karena mengeluarkan penyataan tentang bupati berbohong di hadapan sidang paripurna, kini giliran Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mempolisikan Bediona Philipus, anggota DPRD lainya, karena diduga menghina Bupati melalui media massa.

Parahnya lagi, informasi yang diperoleh FBC, Bupati tidak saja mempolisikan oknum anggota DPRD, tetapi juga mempolisikan institusi DPRD Lembata karena diduga memalsukan sejumlah dokumen pendukung yang dijadikan sebagai lampiran dalam usulan pemaksulan Bupati Lembata ke Mahkamah Agung RI.

Informasi ini dibenarkan oleh Wakapolres Lembata Kompol Jakob Seubelan kepada wartawan di ruang kerjanya Senin (5/5). Anehnya, saat ditanya tentang ikhwal laporan itu, Seubelan enggan menyebut nama terlapor.

Bupati Lembata Senin, (28/5) ketika itu terlihat keluar dari ruang Kapolres Lembata dan terburu-buru menuju mobil dinas-nya. Namun demikian Bupati Yentji enggan menyampaikan ikhwal keperluannya di Polres Lembata.

“Teman-teman kan lihat sendiri waktu itu siapa yang datang ke sini (kantor Polres Lembata) dan laporan itu. Tugas kita adalah menerima dan menindaklajuti laporan itu, dan sekarang masih dalam proses penyelidikan, kalau ada indikasi kuat, kita lanjutkan ke penyidikan. Untuk membuktikan laporan itu, sudah dua saksi yang kita panggil, salah satunya adalah Kabag Humas Setda Lembata, kalau terlapornya tunggu hasil penyelidikan,” kata Wakapolres.

Wakapolres membernarkan jika Bupati tersinggung dengan pernyataan Bediona Philipus yang disampaikan melalui surat kabar harian Flores Pos pertengahan Maret 2014, di samping itu Bupati juga mempersoalkan dokumen Pansus DPRD Lembata yang disampaikan ke Mahkamah Agung.

Membenarkan Adanya Laporan Bupati

Informasi terkait proses hukum atas tuduhan pencemaran nama baik juga dibenarkan Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Lembata Karel Burin. Kepada wartawan di Kantor Bupati Lembata, Senin (5/5) Kabag Humas membenarkan jika dirinya sudah memberikan kesaksian ke hadapan penyidik polres Lembata.

“Saya menghadap Hasyim Rasyid hari Kamis, 1 Mei 2014 untuk memberikan keterangan sebagai saksi dalam perkara penghinaan sebagaimana diatur dalam pasal 311 ayat (1) sub pasal 310 ayat (2) KHUP dengan terlapor Bediona Philipus, di mana sebagai pelapor adalah Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur,” jelas Burin.

Di jelaskannya lagi, laporan Bupati sebagaimana diberitakan adalah terkait, pernyataan Bediona melalui salah satu media massa, terkait perjalanan dinas Bupati Lembata ke Mataram, juga tuduhan menyiapkan preman di Jakarta untuk mengambil dokumen Pansus.

Sementara terkait dugaan pemalsuan dokumen Karel enggan berkomentar. “Kalau soal dokumen Pansus itu, nanti teman-teman tanya saja ke Sekwan Burhan Kia, kalau saya cukup sampai dengan membenarkan adanya laporan ke polisi,” tambah Karel.

Sementara itu, wartawan Flores Pos Maxi Gantung, pun mengakui jika dirinya ikut dipanggil untuk memberikan keterangan kehadapan penyidik Polres Lembata, sebagai saksi. Kendati demikian dirinya belum memenuhi panggilan polisi karena menunggu restu redaksi Flores Pos. Selain itu wartawan senior itu mengaku binggung dengan panggilan itu, karena dalam surat yang ditujukan kepadanya tidak menyebut dengan jelas, pihak yang bersengketa.

“Saya baru dapat surat panggilan untuk diperiksa sebagai saksi hari Jumat, 10 Mei. Tetapi belum bisa saya pastikan, apakah saya datang atau tidak karena masih menanti ijin redaksi, tetapi saya juga bingung dengan surat itu, karena tidak disebut dengan jelas, siapa pelapor dan siapa terlapor. Polisi hanya sebut perkara penghinaan,” katanya.

Dia dalam kesempatan itu dia membernarkan jika dirinya menulis beberapa pernyataan Bediona Philipus terkait Bupati Lembata, lalu mengkonfirmasikan ke Bupati melalui kuasa hukum Bupati Lembata Merdian Dando. Dalam berita itu, Merdian membantah semua tuduhan yang di sampaikan Bediona, jelas Maxi.

Maxi juga mengaku kesulitan mengkorfimasi berita secara langsung ke Bupati Lembata karena selain sering keluar daerah, juga empat nomor kontak telepon milik bupati tidak selalu tidak aktif. (Yogi Making)
Sumber: floresbangkit.com, 5 Mei 2014
Ket foto: Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur
Sumber foto:www.flobamora.net
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger