SURVA Uran, saksi dalam kasus
dugaan pemfitnahan merasa terintimidasi oleh aparat kepolisian Polres Lembata
saat dirinya diperiksa di ruang pemeriksaan Polres Lembata, Sabtu, (27/6/2015).
Intimidasi yang dilakukan aparat polisi yang disaksikan istri dan kerabat Surva
Uran ini membuat Surva merasa terancam dan terpaksa menarik keterangannya.
Sementara Pastor Marselinus Vande Raring, SVD yang datang menemani Surva Uran,
ikut diancam seorang anggota polisi.
Vande Raring dan
Surva Uran menyampaikan hal ini, Sabtu (27/6/2015) saat dikonfirmasi di
kediaman Surva Uran, Kota Baru, Kelurahan Lewoleba Tengah.
Surva mengatakan,
sebagaimana dalam surat panggilan, dirinya diperiksa sebagai saksi dalam kasus
dugaan pemfitnahan. Atas panggilan itu,
dia menghadap ke ruang penyidikan pukul 12.30 dan langsung menemui penyidik
Hasyim. Pemeriksaan baru berakhir pukul 18.00 wita.
Selama pemeriksaan,
Surva diarahkan untuk mengatakan kalau kesaksian tentang film pendek yang
diduga adegan pembunuhan almahrum Laurens Wadu itu, dia sampaikan karena
disuruh seseorang dan hanyalah sebuah informasi bohong. Menurutnya, suasana di
ruang penyidikan ketika itu masih nyaman, dia bahkan sempat marah karena
berulang-ulang dicecar dengan pertanyaan yang sama oleh penyidik.
Kondisi seketika
berubah saat Kapolres Lembata datang memantau. Surva mengatakan, setelah
melihat dirinya terus bertahan dengan keterangan sebelumnya, dia mendengar
Kapolres menelpon seseorang untuk menghadirkan dua anggotanya, masing-masing
Doni Sesa dan Lazarus Lit Raya. Firasat Surva berubah, pasalnya, dua polisi
yang dipanggil Kapolres dikenal sebagai polisi yang bertangan besi.
“Pak Doni datang
dengan celana pendek tetapi langsung keluar. Tidak lama pak Lazarus juga datang
ke ruang penyidik dan langsung ambil alih sebagai penyidik, dia tanya soal dia
pernah telepon dan dan tanya soal video itu, saya bilang betul. Lalu dia tanya
lagi, waktu itu kau omong apa?, saya jawab, waktu itu saya bilang video itu
kabur-kabur. Dia kejar lagi, lalu kenapa sekarang kau bilang ada Omi dan
Herdiansa di video itu? Terus saya jawab, memang saya lihat begitu. Lalu pak
lazarus bilang, kau ini yang benar mana? Kau punya keterangan itu
berubah-ubah,” kata Surva mengulang pertanyaan Lazarus.
Surva mengaku,
suasana penyidikan terasa seram dan membuat nyalinya semakin ciut, pasalnya
selain Lazarus dia juga dikelilingi beberapa orang polisi, apalagi semua polisi
itu ikut mengajukan pertanyaan. Ekspresi wajah para penyidik tampak tak
bersahabat, semua terlihat menampakkan wajah garang.
Lazarus, polisi
yang diketahui pernah menyiksa Marsel Welan, Nani Ruing, Arifin Maran dan
Vinsen Wadu itu lantas menghardik dan menyuruh Surva untuk duduk sopan, hanya
karena saat menjawab, kedua tangan Surva disandarkan pada sandaran kursi.
“Kasih turun kau
punya tangan itu, kalau tidak saya tumbuk kau (pukul dengan pelungku), saya
semakin tidak nyaman dan saya menangis, tetapi bukan menangis karena saya
takut, tetapi saya ingat istri dan anak-anak saya. Waktu itu pikiran saya
langsung berubah, kalau saya tidak tarik keterangan maka saya mati. Bersamaan
dengan itu, Kapolres masuk dan saya lalu minta perlindungan untuk diperiksa di
ruang Kapolres saja. Saya bilang, kita omong baik-baik dan saya ikut pak dorang
punya saja,” kenangnya.
Di ruang Kapolres,
penyidikan diambil alih oleh Hasyim. Sementara Lazarus, menurut Surva
diperintah Kapolres untuk menemui Pastor.
Di ruangan Kapolres
itulah, Surva terpaksa merubah keterangan dengan mengatakan kalau kesaksiannya
tentang vedio yang diduga adegan pembunuhan di Rumah Jabatan Bupati Lembata itu
hanyalah sebuah ceritera bohong.
“Iya, jadi saya
terpaksa bilang saya bohong, lalu mereka tanya lagi, kenapa kau karang ceritera
begitu, terus saya jawab, karena saya benci dengan Bupati. Setelah itu mereka
buat berita acaranya dan saya tandatangan. Saya terpaksa cabut keterangan
sebelumnya, walau saya tau bahwa keterangan yang baru saya sampaikan itu
melawan suara hati, tetapi saya mau selamat. Saya akan menemui Kapolda di
Kupang dan mau sampaikan cerita sebenarnya, saya takut untuk diperiksa lagi
oleh penyidik Polres Lembata,” katanya.
Seperti disaksikan,
penjelasan terkait fakta pemeriksaan dirinya itu, dia sampaikan ke
floresbangkit.com, di hadapan keluarga dan puluhan kerabat lainnya. Saat tiba
dari kantor polisi, Surva dijemput keluarga dengan isak tangis.
Pater Vande Diancam
Tak hanya Surva,
polisi Lazurus Lit Raya juga mengancam Pastor Marselinus Vande Raring. Kejadian
memalukan itu terjadi di depan ruang piket. Pastor Vande menuturkan, dirinya
memang datang ke Mapolres Lembata untuk menemani Surva Uran. Gelagat tak baik
sebenarnya sudah dia terima saat pertama kali datang.
Dituturkannya, tiba
di depan ruang penjagaan, seorang polisi langsung menyodorkan buku tamu, Pastor
Vande merasa aneh, karena selama bertandang ke Mapolres tak pernah sekalipun
dia disodor buku tamu.
“Jadi saya disuruh
untuk isi buku tamu, tetapi saya bilang hari ini perlakuan polisi kog lain,
ulang-ulang saya datang ke sini saya tidak pernah disuruh isi buku tamu, kenapa
baru hari ini kamu suruh saya isi buku tamu? Karena pertanyaan itu, buku tamu
mereka tarik kembali dan saya langsung duduk di bangku panjang di samping ruang
penjagaan,” kata Vande.
Di lanjutkannya
lagi, sekitar satu jam berada di bangku itu, tiba-tiba datang polisi Lazarus
Lit Raya dan duduk bersebelahan dengannya. Keanehan mulai terasa. Polisi
berpostur tinggi dan berbadan tegap itu seperti menunjukkan sikap tak ramah,
berulang-ulang Vande mendengar bunyi kertakan gigi seperti Lazarus menahan
amarah.
Tak lama berselang,
atau sekitar pukul 17.30 wita, datang Mery istri Surva Uran. Mery terlihat
menuju ruang penyidik dan terdengar dia meminta agar suaminya dipulangkan.
Polisi Lazarus yang duduk bersebelahan dengan Pastor Vande, tiba-tiba marah dan
membentak Mery. Saat itulah Vande berang dan membalas pernyataan Lazarus.
“Kenapa tidak omong
baik-baik. Ada apa ini? Wajar kalau seorang istri cemas dengan keadaan
suaminya,” demikian Vande menjawab Lazarus.
Bukannya tenang,
Lazarus lalu berbalik menuju Vande, sambil menunjuk arah Vande dia mengatakan,
“Kau ini yang selalu meruncing masyarakat Lembata selama ini,” demikian Vande
mengulang kata Lazarus.
Mendengar hardikan
Lazrus, Vande balik menyerang. “Saya bilang, saya datang untuk membela orang
yang mati dengan cara tidak wajar, demi tanah ini saya bersumpah, kau mau apa?
Ada apa kau ini? Polisi lain aman-aman saja, tetapi kau ini reaktif sekali, ada
apa kau ini? Kau pikir kau bisa tuduh saya seenaknya? Kita makan tanah ini,
lalu saya tunduk ambil tanah satu genggam dan makan. Saya merasa terancam
karena dia (Lazarus) menuding, sambil menunjuk-nunjuk saya” tutur Vande lagi.
Syukurnya, sekertaris
FP2L Ali Kedang segera datang menenangkan Pater Vande, sehingga suasana kembali
tenang. Kejadian itu, disaksikan juga oleh Mery juga beberapa orang
kerabat Surva Uran. “Iya, itu benar, karena Pater Vande lihat pak Lazarus
bentak saya,” sambung Mery dari sebelah sang suami.
Menurut Vande,
polisi seharusnya lebih ramah untuk meladeni masyarakat, bukan menggunakan
kekuasaan untuk menakut-nakuti masyarakat. Kesal dengan tindakan Lazarus, Vande
mengaku sudah membuat laporan langsung ke Kapolda NTT melalui kontak telepon.
Kapolres: Surva
Tidak Nyaman
Sementara itu,
Kapolres Lembata AKBP. Wresni H. S Nugroho, yang dihubungi melalui SMS
membenarkan kalau Surva meminta untuk diperiksa di ruang kerjanya. Sementara
soal keributan antara Pater Vande dan anggotanya Lazarus Lit Raya, Kapolres
mengaku tidak melihat langsung karena ketika keributan terjadi dirinya sedang
menjalani sholat Azhar di Masjid Polres.
“Kepada saya dia
(Surva Uran) hanya bilang tidak nyaman di ruangan itu, maka minta pindah ke
ruangan saya. Soal keributan itu, saya sedang sholat Azhar di masjid Polres,
tetapi saya mendapat SMS dari Ali Kedang dan saya dapat laporan Kabag Ops Yeter
Selan sudah datang. Saya datang sudah tidak ada keributan,” tulis Kapolres.
Dikonfrimasi
tentang keterangan Surva, Kapolres enggan mengklarifikasi. Menurutnya,
keterangan Surva merupakan materi penyidikan. “Maaf materi tidak bisa saya
sampaikan karena itu untuk kepentingan penyidikan, terimakasih,” kata Kapolres.
(Yogi Making)
Sumber: floresbangkit.com, 30 Juni 2015
Ket foto: Pastor
Marselinus Vande Raring SVD
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!