OTORITAS penegak hukum di Inggris telah mengidentifikasi pelaku serangan bom bunuh diri di Manchester Arena, Senin tengah malam (22/5/2017).
Serangan yang menewaskan 22 orang dan melukai 59 lainnya itu dilakukan oleh pria bernama Salman Abedi.
Seperti dilansir laman Washington Post, Selasa (23/5/2017), pria yang memicu alat peledak di penghujung konser Ariana Grande itu ikut tewas dalam ledakan tersebut.
Sementara itu, Telegraph memberitakan, berdasarkan informasi dari intelijen Amerika Serikat, Salman Abedi diketahui berusia 22 tahun.
Lahir di Manchester pada tahun 1994, Abedi adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Orangtua Abedi adalah pengungsi dari Libya yang datang ke Inggris untuk melarikan diri dari rezim Gaddafi.
Ibunya bernama Samia Tabbal, berumur 50 tahun. Sementara ayahnya, Ramadan Abedi adalah seorang petugas keamanan.
Keduanya lahir di Libya, namun bermigrasi ke London sebelum pindah ke daerah Fallowfield di selatan Manchester, di mana mereka tinggal selama 10 tahun terakhir.
Seperti kekejaman yang sebelumnya terjadi di kawasan Westminster pada bulan Maret, pertanyaan yang paling mendesak saat ini adalah apakah Abedi adalah "serigala tunggal", atau bagian dari sel teror yang lebih luas.
Serangan yang menewaskan 22 orang dan melukai 59 lainnya itu dilakukan oleh pria bernama Salman Abedi.
Seperti dilansir laman Washington Post, Selasa (23/5/2017), pria yang memicu alat peledak di penghujung konser Ariana Grande itu ikut tewas dalam ledakan tersebut.
Sementara itu, Telegraph memberitakan, berdasarkan informasi dari intelijen Amerika Serikat, Salman Abedi diketahui berusia 22 tahun.
Lahir di Manchester pada tahun 1994, Abedi adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Orangtua Abedi adalah pengungsi dari Libya yang datang ke Inggris untuk melarikan diri dari rezim Gaddafi.
Ibunya bernama Samia Tabbal, berumur 50 tahun. Sementara ayahnya, Ramadan Abedi adalah seorang petugas keamanan.
Keduanya lahir di Libya, namun bermigrasi ke London sebelum pindah ke daerah Fallowfield di selatan Manchester, di mana mereka tinggal selama 10 tahun terakhir.
Seperti kekejaman yang sebelumnya terjadi di kawasan Westminster pada bulan Maret, pertanyaan yang paling mendesak saat ini adalah apakah Abedi adalah "serigala tunggal", atau bagian dari sel teror yang lebih luas.
Sumber: Kompas.com, 23 Mei 2017
Ket foto: Salman Abedi
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!