FOTOGRAFER Norwegia, Jonas Bendiksen, berkunjung ke sejumlah
tempat di dunia dalam tiga tahun terakhir, untuk menemui orang-orang yang
mengaku sebagai penjelmaan Yesus Juru Selamat.
Foto-foto dan profil mereka oleh Bendiksen
diabadikan dalam buku yang diberi judul The
Last Testament yang terbit pertengahan September ini.
Dalam wawancara dengan BBC, Bendiksen mengaku
tidak sembarangan memprofilkan orang-orang yang mengaku sebagai Yesus tersebut.
"Yang pertama, mereka secara terbuka mengaku sebagai Juru Selamat."
"Yang kedua, mereka mengaku secara
konsisten menerima wahyu dalam jangka waktu yang lama, mungkin selama beberapa
dekade," kata Bendiksen.
"Yang ketiga, wahyu yang diterima
tersebut telah diterbitkan menjadi kitab suci," kata dia lagi.
Bendiksen menuturkan, ketika menggarap proyek
ini, ia tidak dalam posisi menentukan apakah klaim mereka benar.
Dia hanya menyelami kehidupan mereka, apa
pandangan mereka terhadap dunia, dan apa dampak kegiatan mereka terhadap umat
manusia, atau setidaknya bagi orang-orang di sekeliling mereka.
"Kesan saya, orang-orang ini sangat
yakin telah menerima wahyu dari Tuhan."
"Mereka yakin diberi amanat untuk
menjadikan umat manusia ini menjadi lebih baik. Saya juga menangkap kesan, ada
beban di pundak mereka dengan klaim bahwa mereka adalah penjelmaan Yesus,"
ungkap Bendiksen.
Siapa saja orang-orang yang mengaku sebagai
'penjelmaan Yesus Juru Selamat' yang ditemui Bendiksen?
Bekas perwira intelijen
Yang pertama adalah bekas perwira dinas
intelijen dalam negeri Inggris, MI5, bernama David Shayler.
Bendiksen menyebut Shayler sebagai 'Juru
Selamat era digital' karena aktif di media sosial Twitter. Shayler punya 328
pengikut.
Shayler juga responsif menjawab surat
elektronik yang memakai tanda tangan: David Shayler, Kristus.
Foto-foto yang ada di buku Bendiksen
memperlihatkan, antara lain, Shayler berkhotbah di satu gereja di Inggris dan
minum kopi di satu kafe. Shayler mengaku mulai menerima wahyu pada tahun 2007.
Laki-laki kedua yang mengaku Yesus adalah Vissarion yang juga dikenal dengan 'Kristus dari Siberia'.
\Dia adalah bekas polisi lalu lintas berusia
56 tahun dari Minusinsk, salah satu kota di Siberia. Ia selalu memakai kemeja
putih dan memelihara jenggot panjang.
Bendiksen mengatakan 'prosesi upacara
keagamaan di desa-desa di dekat hutan Siberia diatur dengan indah, lengkap
dengan musik'. Vissarion mendirikan gereja the Last Testament pada awal
1990-an.
Menurut Bendiksen, ritual yang dilakukan
Vissarion bisa diikuti oleh ribuan orang. 'Yesus' ketiga yang ditemui Bendiksen
adalah laki-laki Jepang bernama Matayoshi. Namun Matayoshi menolak permintaan
Bendiksen untuk mendokumentasikan kehidupannya.
Sopir taksi
Berbeda dengan Matayoshi, Moses Hlongwane,
laki-laki Afrika Selatan yang juga mengaku sebagai penjelmaan Yesus dengan
senang hati menerima kehadiran Bendiksen.
Bahkan, dia menawarkan tempat tidurnya di
rumah di dekat Durban karena semua ruang di rumahnya penuh dengan murid yang
ingin mempelajari ajarannya.
Hlongwane bekerja sebagai staf penjualan toko
perhiasan sebelum mengaku diangkat Sang Khalik sebagai Juru Selamat melalui
mimpi pada tahun 1992.
Laki-laki kelima adalah 'Yesus dari Kitwe,
Zambia'. Ia mempunyai beberapa nama, namun di kalangan pengikutnya, dia hanya
dipanggil Yesus.
Ia sehari-hari bekerja sebagai sopir taksi
sambil "menyiapkan dunia" untuk kehadiran Kerajaan Tuhan.
Lalu, yang keenam adalah laki-laki Brasil
yang dikenal dengan inisial INRI atau Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum.
Meski tak mengimani pengakuan orang-orang
itu, Bendiksen pun mengaku tidak setuju jika orang-orang yang mengaku sebagai
Juru Selamat ini disebut mengalami gangguan jiwa.
"Bukan. Mereka berbeda dengan
orang-orang yang berada di rumah sakit jiwa yang mengaku sebagai Yesus,"
kata dia.
Sumber: Kompas.com, 20 September 2017
Ket foto: Gambar Yesus seperti
terlihat pada jendela salah satu gereja di Inggris.
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!