Oleh Ansel Deri
Sekretaris
Papua Circle Institute;
Tenaga Ahli Anggota DPR Dapil Papua 2009-2014
APA yang
diharapkan dari seorang pemimpin –di semua level kepemimpinan– tatkala ia
mendapat mandat dari rakyat yang dipimpinnya? Bagi pemimpin itu sendiri, apa
pelajaran paling utama selama memimpin? Dua pertanyaan saya ajukan bagi
masyarakat Kabupaten Dogiyai memperingati dua tahun kepemimpinan Bupati Yakobus
Dumupa dan Wakil Bupati Oscar Makai (selanjutnya Dumupa dan Makai), yang jatuh
pada 18 Desember 2019.
Apa urgensinya membuat catatan ringkas ini
sebagai seorang “asing” di mana lokus domisili saya yang sangat jauh dengan
Dogiyai, kabupaten nun di tanah Papua, nusa awal matahari menyapa bumi Pertiwi?
Lalu apa pula mesti saya menuangkan waktu dan pikiran kecil ini sedangkan siapa
sosok Bupati Dumupa dan wakilnya, Makai, tak pernah saya jumpai secara langsung?
Ini pertanyaan retoris lainnya dalam benak saya. Jawaban bisa beragam. Namun,
jawaban atas pertanyaan di atas bertolak dari berbagai sumber dan
catatan-catatan pribadi Bupati Dumupa di media sosial.
Pemimpin Potensial
Siapa sosok sesungguhnya Bupati Dumapa,
setiap warga Papua terutama masyarakat Dogiyai dan sekitarnya tentu punya
testimoni. Namun, paling kurang ada hal yang menguras dasar jiwa dan batok saya
untuk menjawab pertanyaan di atas. Pertama, saya memandang Bupati Dumupa
seorang pemimpin potensial yang lahir dari rahim tanah dan honai sendiri,
Dogiyai. Ia bukan sekadar anak muda karbitan yang bersolo karir di bidang
politik hingga meraih kursi pemerintahan sebagai orang nomor satu Dogiyai.
Namun, lebih dari itu. Pejalanan karier
seorang Dumupa dimulai saat diberi mandat rakyatnya menduduki posisi sebagai
anggota Majelis Rakyat Papua (MRP), wadah sosial kultural yang hadir sebagai
salah satu perintah Undang-Undang Otonomi Khusus (Otsus) Papua. Panggilan
kampung halaman yang memenuhi ruang batinnya membawanya menjadi Bupati Dogiyai
dalam usia yang relatif muda. Ia juga putra asli Dogiyai dan seorang
intelektual muda lulusan sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta.
Kedua, dalam catatan saya, tipikial pemimpin
sekelas Dumupa, tak sekadar dibutuhkan untuk memimpin kabupaten yang masih jauh
tertinggal dalam berbagai dimensi kehidupan sosial. Namun, lebih dari itu sosok
dan kemampuan dia adalah kerinduan bagi Papua bahkan Indonesia di masa akan
datang. Ia seorang pemimpin yang tak hanya memimpin kabupaten dalam artian
sesungguhnya. Lebih dari itu, ia seorang intelektual muda masa depan Papua dan
Indonesia. Berlebihan? Tentu tidak demikian.
Paling kurang itu dalam pikiran saya. setahu
saya Bupati Dumupa seorang penulis produktif yang baik. Ia sungguh tengah
merawat peradaban Indonesia melalui karya tulis berupa buku bertema
kepemimpinan, politik, pembangunan, dan sastra. Hingga saat ini –setahu saya–
sudah sembilan buku karya Bupati Dumupa. Dalam catatan saya, dua buku terakhir
karya Bupati Dumupa yang terbit penghujung 2019 adalah Kata yang Menghidupkan
dan Apa Itu Cinta? lewat Penerbit Ikan Paus, Lamalera, Lembata.
Dalam dua buku itu, pria asli suku Mee itu
menuliskan kata-kata inspiratif atau ekspresi cintanya kepada Tuhan, sang
Sumber Cinta via laman Facebook miliknya bagi pembaca, tak hanya di Kabupaten
Dogiyai atau Papua namun juga umat manusia penikmat kebesaran cinta-Nya di
bawah kolong langit. Boleh jadi, ia adalah salah seorang bupati di tanah Papua
yang tergolong produktif dalam menulis buku (tentu masih ada bupati lain di
Papua yang juga menyisikan waktu menulis buku). Menemukan sosok bupati penulis
di era keterbukaan teknologi informasi adalah –seperti kata anak baru gede/ABG–
sesuatu banget. Mereka, para pemimpin yang juga penulis adalah kelompok yang
ikut merawat peradaban umat manusia lewat tradisi literasi.
Melayani hingga Kampung
Dumupa dan Makai dilantik Gubernur Papua
Lukas Enembe di Gedung Negara, Dok V Jayapura, Papua, Senin, 18 Desember 2017.
Pada saat bersamaan, Gubernur Enembe juga melantik Wakil Bupati Yalimo Erdi
Dabi sisa masa jabatan 2016-2012. Salah satu pesan penting Enembe ialah pejabat
yang dilantik dapat membawa kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Mereka
diharapkan bergandengan tangan melaksanakan tugas di kabupaten dan menjalankan
kewenangan daerah sesuai peraturan yang berlaku.
Berikut dapat memantau jalannya pemerintahan
baik di tingkat kabupaten hingga kampung. “Saya ingin berpesan untuk Bupati dan
Wakil Bupati yang terpilih agar dapat menjalankan pemerintahan dengan
sungguh-sungguh untuk mensejahterakan rakyat dalam bingkai NKRI,” ujar Gubernur
Enembe kepada Bupati Dumupa dan wakilnya, Makai, saat berlangsung prosesi
pelantikan. Pesan ini mau tidak mau menuntut kesiapan pemimpin memberi diri,
menjadi pelayan masyarakat.
Meski demikian, menjadi pemimpin tentu tidak
semudah membalikkan telapak tangan. Ia (pemimpin) dituntut bekerja dengan
totalitas pengabdian bersama warga masyarakat, bekerja keras memaksimalkan
seluruh potensi sumber daya alam yang dimiliki guna memajukan daerah sesuai
kemampuan yang dimiliki. Dalam konteks Dogiyai, Dumupa dan Makai dituntut
memajukan daerah yang dipimpinnya sesuai visi yang diusung ‘Dogiyai Bahagia’.
Mewujudkan Dogiyai bahagia, tersenyum, aman, sejahtera lahir dan batin hanya bisa digapai melalui kepemimpinan melayani melampaui sekat-sekat primordial. Entah suku, agama, asal usul dan relasi kekerabatan. Ia (pemimpin) siap memberi hati, waktu, tenaga, pikiran, ilmu bahkan nyawa untuk kemajuan rakyat dan daerahnya mulai dari kota hingga kampung. Selamat merayakan dua tahun kepemimpinan untuk Bupati Yakobus Dumupa dan Wakil Bupati Oskar Makai pada 18 Desember 2019. Hormat dibri. Tuhan berkati. Wa wa wa……….
Mewujudkan Dogiyai bahagia, tersenyum, aman, sejahtera lahir dan batin hanya bisa digapai melalui kepemimpinan melayani melampaui sekat-sekat primordial. Entah suku, agama, asal usul dan relasi kekerabatan. Ia (pemimpin) siap memberi hati, waktu, tenaga, pikiran, ilmu bahkan nyawa untuk kemajuan rakyat dan daerahnya mulai dari kota hingga kampung. Selamat merayakan dua tahun kepemimpinan untuk Bupati Yakobus Dumupa dan Wakil Bupati Oskar Makai pada 18 Desember 2019. Hormat dibri. Tuhan berkati. Wa wa wa……….
Sumber: Papua Pos
Nabire, 18 Desember 2019
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!