Terkait dengan melorotnya perolehan suara Barisan Nasional dan kekalahan kelompok propemerintah di lima negara bagian besar (Penang, Selangor, Perak, Kedah, dan Kelantan), bekas Perdana Menteri Mahathir Mohamad angkat bicara. Dia mendesak agar Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi mundur.
"Dia yang bertanggung jawab harus memikul tanggung jawab itu," tuturnya. Mahathir, 83 tahun, mengatakan bahwa Wakil Perdana Menteri Najib Tun Razak merupakan pilihan terbaik.
Menurut Mahathir, belum pernah Barisan Nasional kritis seperti saat ini. "Saya tahu Barisan Nasional akan kehilangan suara, tapi saya tak pernah mengira akan sebanyak ini," katanya.
Seperti apa pandangan Mahathir terhadapa kondisi politik Malaysia dewasa ini? Kepada Andree Priyanto dan Nezar Patria dari Tempo, Mahathir berkisah di rumahnya di Alor Star, Negara Bagian Kedah, Malaysia, pada Sabtu sore lalu dan dilengkapi wawancara lewat telepon pada Ahad lalu. Berikut ini petikannya.
Apa komentar Anda terhadap kekalahan Barisan Nasional?
Fakta bahwa pemilih India, Cina, dan Melayu memberikan suara mereka untuk oposisi menunjukkan bahwa ini bukan sekadar politik rasial, tapi menunjukkan suara rakyat secara keseluruhan. Performa Barisan Nasional sungguh mengejutkan. Saya sedih.
Apa yang perlu dilakukan Barisan Nasional?Aksi harus dilakukan untuk membuat Barisan Nasional tetap relevan. Dia yang bertanggung jawab harus memikul tanggung jawab itu. Abdullah Ahmad Badawi mesti bertanggung jawab. Saya kira Wakil Perdana Menteri Najib Tun Razak pilihan yang terbaik untuk saat ini.
Bagaimana Anda menilai politik Malaysia dewasa ini?Pada pemilu 2004 belum banyak orang yang bisa membuat penilaian atas kinerja perdana menteri. Tapi sekarang ini dia sudah bekerja selama lima tahun. Kali ini rakyat membuat penilaian. Karena mereka tak puas, mereka tak menyokong Barisan Nasional sekuat seperti 2004.
Apa ada sebab lain selain masalah ekonomi?Ada sebab politik juga. Ada perasaan tak puas hati dan yang berkenaan dengan ekonomi, terutama kenaikan harga barang kebutuhan pokok akibat naiknya harga minyak. Padahal perekonomian Malaysia sesungguhnya maju pesat.
Tokoh oposisi Anwar Ibrahim bilang, andai terpilih, dia akan turunkan harga minyak...Kalau dia bisa mendirikan pemerintahan, bolehlah dia katakan itu. Tapi, kalau dia maju dalam pemilihan dan menang, dia tetap tak bisa menurunkan apa-apa.
Jadi menurunkan harga minyak itu tidak realistis?Tidak realistis. Oposisi ataupun Barisan Nasional tak mungkin menurunkan harga minyak, karena harga minyak mentah di pasar telah meningkat 200 persen, dari US$ 36 menjadi lebih dari US$ 100. Sekalipun kami menjual minyak, kami juga masih membeli minyak.
Bagaimana dengan maraknya demo kelompok minoritas seperti Hindu Rights Action Force (Hindraf)?Saya rasa itu juga karena mereka tak puas hati dengan pucuk pemimpin mereka. Seperti Partai MIC (Malaysian Indian Congress) yang dipimpin Samy Vellu. Dia memimpin begitu lama tanpa pernah memberi kesempatan kepada yang muda. Dia juga menghalang-halangi partai India lainnya untuk mendekat dengan Barisan Nasional. Inilah yang akhirnya menimbulkan rasa tak puas kalangan etnis India.
Tapi Malaysia kan pernah mengalami ketegangan antaretnis seperti 1969?Saya rasa untuk masa kini tidak. Memang ada ketegangan di antara kaum etnis itu, tapi tidak tinggi. Alhamdulillah di Malaysia pertikaian antaretnis tidak ganas. Terbukti, dalam kampanye dan pemilihan kemarin tak ada keganasan.
Banyak rakyat yang bilang semasa Anda berkuasa Malaysia maju pesat. Adapun saat ini rakyat merasa Abdullah tak banyak berbuat. Anda setuju?Memang banyak yang membandingkan seperti itu. Tapi setiap pemimpin baru ingin punya trademark sendiri yang identik dengannya. Jadi bedalah antara kepemimpinan saya dan Pak Lah (sebutan untuk Abdullah Badawi). Dia ingin punya kebijakan sendiri yang tidak disukai rakyat. Sehingga rakyat membuat perbandingan dengan saya. Mengapa dulu kita begitu dihormati, sekarang seolah-olah takut pada negara kecil macam Singapura? (Dalam kasus pembatalan pembangunan jembatan yang menghubungkan Malaysia dan Singapura, karena Singapura tak bersedia bekerja sama.) Hal inilah yang membuat rakyat tersinggung. Hal inilah yang membuat sakit hati para pemilih.
Menurut Anda, Abdullah menyadari hal itu?Malaysia ini kan lebih besar daripada Singapura, lebih banyak penduduknya, juga sumber daya alamnya. Jadi semestinya pemerintah Malaysia bisa mengelola ini dengan baik dan bisa melangkah jauh lebih maju daripada Singapura.
Bagaimana dengan peran media massa yang tampaknya hanya menyuarakan kepentingan pemerintah Malaysia?Memang belakangan ini mainstream media seperti hanya menyuarakan kepentingan pemerintah. Media tidak berani memuat kritik terhadap pemerintah, termasuk kritik dari saya. Jadi pemerintah mencoba membendung pers. Hal ini tidak baik. Sebab, kalau kita hanya mendengar laporan-laporan yang baik-baik, kita akan tertipu dan rugi.
Jadi Anda mendukung kebebasan pers di Malaysia?Saya suka pers yang lebih bebas asalkan pemberitaannya tidak menimbulkan pertikaian antaretnis. Sebab, isu-isu antaretnis akan mencetuskan huru-hara.
Anda pernah mengatakan agar oposisi diberi tempat. Apa maksudnya?Mereka dibutuhkan untuk menegur pemerintah. Bila tidak, hal itu justru akan membawa kerusakan pada pemerintah, karena pemerintah tak tahu kesalahan mereka.
Tapi bukannya dulu Anda juga mengatur oposisi?Banyak orang bilang begitu. Tapi pada hakikatnya saya dulu punya oposisi yang kuat. Kalau ada yang menentang saya, mereka bebas bertanding dengan saya (di pemilihan). Musa Hitam lawan saya dan banyak pejabat yang duduk di pemerintah sekarang ini dulunya adalah lawan-lawan saya. Berbeda dengan kondisi saat ini, ketika oposisi tak berani menentang pemerintah secara terbuka.
Jadi pemerintah saat ini mengalami kemunduran?Kalau saya komentar, nanti bias. Saya kerap tegur pemerintah, cuma media mainstream tak berani muat. Saya tak bermaksud menjelekkan negara sendiri, tapi saya sengaja dijauhkan dari para pejabat UMNO. Padahal banyak hal yang membuat saya tak puas hati. Soal jembatan, soal mobil Proton, misalnya. Tapi saya tak diberi kesempatan.
Bagaimana dengan isu persamaan hak?Kalau kita bersaing sama rata, pribumi akan ketinggalan di belakang, karena etnis Cina lebih maju. Kalau warga etnis Cina lebih kaya dan lebih maju ketimbang pribumi, akan ada kecemburuan. Karena itu, kita harus membuat aturan khusus yang melindungi pribumi. Sekarang ini sudah banyak pribumi yang maju, tapi belum cukup jumlahnya.
Jadi menurunkan harga minyak itu tidak realistis?Tidak realistis. Oposisi ataupun Barisan Nasional tak mungkin menurunkan harga minyak, karena harga minyak mentah di pasar telah meningkat 200 persen, dari US$ 36 menjadi lebih dari US$ 100. Sekalipun kami menjual minyak, kami juga masih membeli minyak.
Bagaimana dengan maraknya demo kelompok minoritas seperti Hindu Rights Action Force (Hindraf)?Saya rasa itu juga karena mereka tak puas hati dengan pucuk pemimpin mereka. Seperti Partai MIC (Malaysian Indian Congress) yang dipimpin Samy Vellu. Dia memimpin begitu lama tanpa pernah memberi kesempatan kepada yang muda. Dia juga menghalang-halangi partai India lainnya untuk mendekat dengan Barisan Nasional. Inilah yang akhirnya menimbulkan rasa tak puas kalangan etnis India.
Tapi Malaysia kan pernah mengalami ketegangan antaretnis seperti 1969?Saya rasa untuk masa kini tidak. Memang ada ketegangan di antara kaum etnis itu, tapi tidak tinggi. Alhamdulillah di Malaysia pertikaian antaretnis tidak ganas. Terbukti, dalam kampanye dan pemilihan kemarin tak ada keganasan.
Banyak rakyat yang bilang semasa Anda berkuasa Malaysia maju pesat. Adapun saat ini rakyat merasa Abdullah tak banyak berbuat. Anda setuju?Memang banyak yang membandingkan seperti itu. Tapi setiap pemimpin baru ingin punya trademark sendiri yang identik dengannya. Jadi bedalah antara kepemimpinan saya dan Pak Lah (sebutan untuk Abdullah Badawi). Dia ingin punya kebijakan sendiri yang tidak disukai rakyat. Sehingga rakyat membuat perbandingan dengan saya. Mengapa dulu kita begitu dihormati, sekarang seolah-olah takut pada negara kecil macam Singapura? (Dalam kasus pembatalan pembangunan jembatan yang menghubungkan Malaysia dan Singapura, karena Singapura tak bersedia bekerja sama.) Hal inilah yang membuat rakyat tersinggung. Hal inilah yang membuat sakit hati para pemilih.
Menurut Anda, Abdullah menyadari hal itu?Malaysia ini kan lebih besar daripada Singapura, lebih banyak penduduknya, juga sumber daya alamnya. Jadi semestinya pemerintah Malaysia bisa mengelola ini dengan baik dan bisa melangkah jauh lebih maju daripada Singapura.
Bagaimana dengan peran media massa yang tampaknya hanya menyuarakan kepentingan pemerintah Malaysia?Memang belakangan ini mainstream media seperti hanya menyuarakan kepentingan pemerintah. Media tidak berani memuat kritik terhadap pemerintah, termasuk kritik dari saya. Jadi pemerintah mencoba membendung pers. Hal ini tidak baik. Sebab, kalau kita hanya mendengar laporan-laporan yang baik-baik, kita akan tertipu dan rugi.
Jadi Anda mendukung kebebasan pers di Malaysia?Saya suka pers yang lebih bebas asalkan pemberitaannya tidak menimbulkan pertikaian antaretnis. Sebab, isu-isu antaretnis akan mencetuskan huru-hara.
Anda pernah mengatakan agar oposisi diberi tempat. Apa maksudnya?Mereka dibutuhkan untuk menegur pemerintah. Bila tidak, hal itu justru akan membawa kerusakan pada pemerintah, karena pemerintah tak tahu kesalahan mereka.
Tapi bukannya dulu Anda juga mengatur oposisi?Banyak orang bilang begitu. Tapi pada hakikatnya saya dulu punya oposisi yang kuat. Kalau ada yang menentang saya, mereka bebas bertanding dengan saya (di pemilihan). Musa Hitam lawan saya dan banyak pejabat yang duduk di pemerintah sekarang ini dulunya adalah lawan-lawan saya. Berbeda dengan kondisi saat ini, ketika oposisi tak berani menentang pemerintah secara terbuka.
Jadi pemerintah saat ini mengalami kemunduran?Kalau saya komentar, nanti bias. Saya kerap tegur pemerintah, cuma media mainstream tak berani muat. Saya tak bermaksud menjelekkan negara sendiri, tapi saya sengaja dijauhkan dari para pejabat UMNO. Padahal banyak hal yang membuat saya tak puas hati. Soal jembatan, soal mobil Proton, misalnya. Tapi saya tak diberi kesempatan.
Bagaimana dengan isu persamaan hak?Kalau kita bersaing sama rata, pribumi akan ketinggalan di belakang, karena etnis Cina lebih maju. Kalau warga etnis Cina lebih kaya dan lebih maju ketimbang pribumi, akan ada kecemburuan. Karena itu, kita harus membuat aturan khusus yang melindungi pribumi. Sekarang ini sudah banyak pribumi yang maju, tapi belum cukup jumlahnya.
Sumber: Koran Tempo, 11 Maret 2008
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!