Headlines News :
Home » » Ke Hulu Mengejar Sang Penyebar

Ke Hulu Mengejar Sang Penyebar

Written By ansel-boto.blogspot.com on Tuesday, July 13, 2010 | 5:18 PM

IHSAN Subhan hanya guru sekolah dasar di Cianjur, Jawa Barat. Di kala senggang dia menulis puisi, sesekali cerita pendek. Seraya menanti media massa tertarik memuat, semua karya sastranya diunggah ke blog pribadinya.

Ihsan tak pernah menyangka blog itu kemudian tersangkut penyelidikan polisi atas kasus video porno yang me libatkan tiga artis tenar: Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari. Awal Juni lalu, dia memang mengunggah tautan ke video heboh itu. "Tapi sudah lama saya hapus," katanya ketika dihubungi Tempo, akhir pekan lalu. Suaranya terdengar cemas.

Ihsan adalah salah satu mata rantai penyebar video Ariel-Luna-Tari yang kini sedang ditelusuri polisi, yang baru bergerak pada pertengahan Juni, sepuluh hari setelah video seks itu menggemparkan banyak orang. Walhasil, jejak si pelaku mulai dingin.

Sampai akhir pekan lalu, tim penyidik Markas Besar Kepolisian RI masih belum berhasil menemukan hulu rantai pengedar video porno yang dihebohkan itu. Sempat muncul inisial nama "K", yang diklaim polisi sebagai pengunggah pertama.

Belakangan, info itu diralat. "Dia bukan penyebar pertama," kata juru bicara Markas Besar Kepolisian, Inspektur Jenderal Edward Aritonang. "Ada orang yang memberikan file video itu kepada dia." Orang misterius itu, kata Edward, masih buron.

Peredaran video seks penyanyi Nazril Irham alias Ariel, Cut Tari Aminah Nasya, dan Luna Maya meledak dan diunduh ribuan orang pada awal Juni. Sejak diunggah ke situs jejaring sosial Facebook, YouTube, dan berbagai situs berbagi file, jumlah pengaksesnya berlipat dalam waktu singkat.

Perhatian orang makin tersedot setelah media massa menyorot kemunculan video ini secara besar-besaran. Pada pekan kedua Juni, hampir tidak ada media yang ketinggalan membe ritakan kasus video ini. Apalagi setelah Ariel, Luna, dan Tari diperiksa polisi.

Pada 18 Juni, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ikut-ikutan meramaikan suasana. Dia meminta polisi segera bertindak "mengusut semua pihak terkait, termasuk pelaku, jika memang melanggar hukum". Setelah RI-1 urun komentar, penyidikan polisi menghangat. Empat hari setelah itu, Ariel dinyatakan sebagai tersangka, dan langsung ditahan.

Tak mengherankan jika polisi terkesan lebih sigap mengusut pelaku vi deo porno ketimbang penyebarnya. Di atas kertas, menangkap Ariel jauh lebih gampang ketimbang mengusut pengunggah pertama dan penyebar.

Setelah Ariel diterungku, perubahan status Luna dan Tari-dari saksi menjadi tersangka-tinggal menghitung hari. "Yang kami tunggu hanya peng akuan," kata satu penyidik kepada Tempo. Begitu Tari-melalui pengacaranya, Hotman Paris Hutapea-mengaku sebagai pemeran video, para penyi dik bersorak. Esoknya Luna dan Tari jadi tersangka.

Apakah polisi hanya menjerat pelaku, dan melupakan penyebar? "Kami terus mengejar tersangka pelaku penyebaran," kata Wakil Direktur Badan Re serse Kriminal Komisaris Besar M. Iria wan. Dia menyatakan, polisi sudah memiliki beberapa petunjuk yang akan ditelusuri. Sembilan pelaku penyebar an pun kini sudah jadi tersangka.

MELACAK penyebar video porno sebetulnya tak sulit. "Semua perusahaan penyedia jasa layanan Internet siap membantu," kata Sammy Pangerapan, Wakil Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.

Polisi juga bukannya berpangku tangan. Sejak pekan kedua Juni, dibantu seorang saksi ahli, empat penyidik meng ubek-ubek dunia maya, menelusuri semua blog, Facebook, dan situs komunitas yang pernah memuat video Ariel-Luna. Setelah identitas mereka di Internet diketahui, polisi tinggal meminta perusahaan penyedia jasa layanan Internet membuka IP address para pelaku.

Ihsan Subhan terjaring lewat penelusuran semacam ini. Blog Ihsan lumayan beken di antara komunitas penggemar sastra di Cianjur. Setelah diunggah, dalam beberapa jam saja ratusan orang mengakses blog Ihsan untuk mengunduh video Ariel-Luna.

Hanya dalam sehari-dua, masih di awal Juni, seorang netter dari Makassar mengirim video yang sama ke Facebook. Meski muncul hanya sebentar karena buru-buru dihapus, ratusan orang sudah berhasil mengakses video ini. Pada hari yang sama, dua pengguna Internet lain mengunggah video ini ke situs komunitas, termasuk Kaskus. Identitas keduanya juga sudah dikantongi polisi.

"Penggunaan situs jejaring sosial untuk menyebar video porno justru menunjukkan mereka amatiran," kata Irwin Day, Ketua Umum Asosiasi Warung Internet Indonesia. Jika para penyebar ini hacker profesional, yang memang punya motif khusus, penyebar annya akan lebih berhati-hati. "Pengamanan identitas aslinya akan jauh lebih berlapis," kata Irwin.

Terungkapnya identitas para peng unggah tidak berarti penyidikan rampung. Sebab, semua pengunggah itu ternyata tidak terkoneksi satu sama lain. Mereka juga tak punya relasi dengan sumber video, yakni Ariel, Luna, dan Tari. "Saya mendapatkannya dari blog orang lain yang tak saya kenal," kata Ihsan, ketika ditanya asal-muasal video yang dia unggah. Blognya sekarang kosong melompong.

Pelacakan lanjutan rantai penyebaran video di Internet ini menunjukkan pola lain: sebelum diunggah ke dunia maya, file video Ariel menyebar melalui e-mail pribadi. Sejumlah karyawan studio musik di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, terlacak sebagai pihak yang aktif menyebarkan, meski jelas mereka bukan penyebar pertama.

Ketika ditelusuri lebih ke hulu, file video ini ternyata semula berpindah tangan dengan bluetooth antartelepon seluler dan BlackBerry messenger. Ada lebih dari sepuluh orang yang menjadi bagian dari mata rantai penyebaran video Ariel-Luna-Tari via telepon seluler ini.

Salah satu penyebar pada tahap ini adalah DDS, yang biasa dipanggil Koko. Menurut sumber Tempo, siswa sekolah menengah atas di Bekasi ini sudah memiliki video Ariel-Luna sejak Mei 2010, sebulan sebelum kabar ini meledak di Internet. Apakah Koko ini yang disebut polisi sebagai tersangka dengan inisial "K"?

Sumber Tempo di kepolisian tak bersedia memberikan konfirmasi. "Penyi dikan masih berlangsung," katanya. Menurut dia, Koko hanya bagian dari mata rantai penyebaran. "Kami terus mengejar ke hulu," katanya. Apalagi, sebelum Koko, ada enam penyebar lain yang sudah bertukar video Ariel sejak awal April lalu. "Tapi itu juga belum sampai ke ujungnya," kata sumber Tempo.

SIAPA pun yang ada di hulu penye baran video Ariel-Luna-Tari, hampir bisa dipastikan asal-muasal video itu adalah komputer atau telepon seluler ketiga artis ini. Vitalia, manajer Luna, mengaku bosnya tidak pernah mendengar ihwal rekaman video ini. Hotman Paris Hutapea, kuasa hukum Tari, juga mengaku kliennya tidak pernah sadar ada rekaman adegan panasnya dengan Ariel. Jika bukan Luna dan Tari, bagaimana dengan Ariel?

Meski Ariel berkeras tak pernah merekam adegan intimnya dengan Luna dan Tari, polisi tampaknya punya bukti kuat. Sumber Tempo menjelaskan, ada sejumlah file video porno yang ditemukan polisi di tiga komputer meja dan laptop milik Ariel yang disita di rumahnya, akhir Juni lalu.

Polisi juga mengambil paksa kompu ter di Studio Peterpan di Jalan Lombok 1, Bandung. Menurut seorang polisi, semua video itu diambil dengan telepon seluler Nokia milik vokalis band Peterpan itu. Video Tari dibuat pada November 2006, sedangkan video Luna dibuat pada awal 2010.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana video itu bisa bocor ke mana-mana. Pe nelusuran Tempo ke rumah Ariel di kompleks Tanjung Sari Asri, Jalan Tanjung Sari 58, Antapani, Bandung, menemukan bahwa sang vokalis beken ini ternyata pernah kehilangan sejumlah telepon seluler. "Tapi tidak dilaporkan sebagaimana mestinya ke polsek setempat," kata Dendy K. Prawira, ketua RT di kompleks rumah Ariel. Rumah Dendy hanya selang satu rumah dari Ariel.

Sampai sekarang belum jelas betul apakah video seks Ariel-Luna-Tari ada di dalam telepon seluler yang dicuri itu. Pekan lalu, ketika ditemui Tempo di dalam tahanan, Ariel yang tampak ge ring menolak bicara panjang-lebar tentang kasusnya. "Saya masih menunggu penangguhan penahanan," katanya, menolak wawancara.

Ada saja kemungkinan video itu disebarkan orang dekat Ariel sendiri. Kemungkinan itu ditelusuri polisi dengan memeriksa dua kawan Ariel, Andika Naliputra dan Hendra Suhendra, akhir Juni lalu. Dua mantan anggota Peterpan yang kini punya kelompok musik sendiri itu membenarkan, komputer meja mereka di studio bisa diakses banyak orang.

Ariel sendiri mengaku, laptop dan penyimpan data luar (external hard disk) miliknya juga pernah diakses orang lain. "Pernah dipakai tanpa pengawas an saya," katanya dalam satu pemeriksaan.

Apa pun kelak hasil penyidikan polisi, Ariel tampaknya sudah punya kecurigaan sendiri. "Album baru saya seharusnya keluar pada Juni kemarin," katanya dengan mata menerawang. Tak seperti lagu yang mempopulerkan band Peterpan, Mimpi yang Sempurna, rencana itu kini berantakan.
Sumber: Tempo, edisi 12 Juli 2010  
Ket foto: Cut Tari, Ariel, dan Luna Maya. 
Foto: dok. google.co.id

SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger