Headlines News :
Home » » Paulus Sari Kobun, Guru Bersahaja Itu Berpulang

Paulus Sari Kobun, Guru Bersahaja Itu Berpulang

Written By ansel-boto.blogspot.com on Tuesday, September 20, 2011 | 5:18 PM

BERITA duka datang dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Kepala Sekolah Dasar Katolik Puor, Paulus Sari Kobun, dikabarkan meninggal pada Selasa, 20/9 2011 sekitar pukul 10.00 WITA.

Pa Polus, begitu sehari-hari almahrum disapa, dikabarkan meninggal akibat serangan jantung. Malam sebelumnya, almahrum sempat memeriksakan kesehatan. “Namun pagi ini Bapa meninggal dunia,” kata Ola Kia Pukan dari Lewoleba, Selasa (20/9 2011) pagi.

Kabar kematian segera menyebar. Keluarga dan kerabat dekat seperti tak percaya berita duka tersebut. Dalam waktu singkat, kabar itu menyebar ke semua kerabat dan bekas anak murid di hampir seluruh wilayah di Indonesia dan dunia.

Doa dan ungkapan rasa simpati berdatangan mengenang almahrum sebagai sosok guru yang bersahaja. Tak hanya di bidang pendidikan. Keterlibatan dalam urusan gereja tak pernah tanggal. Saat ini, almahrum masih menjabat Ketua Dewan Stasi St Petrus Puor, Paroki St Joseph Boto, Dekanat Lembata, Keuskupan Larantuka, NTT.

“Hari ini keluarga Kobun dilinangi air mata karena telah hilang seorng ayah, nenek tercinta yang sangat berjasa bagi keluarga dan juga lewotana (kampung halaman-pen) tercinta. Saya mengundang semua teman biarawan/i untuk mendoakan kepergiannya,” kata Sr Maria Goreti, SSpS dari Roma melalui akun facebook, Selasa (20/9 2011). Biarawati asal Puor bernama lengkap Fransiska Niccolletta Nuo Kobun saat ini bertugas di Roma, Italia.

Praktisi hukum nasional kelahiran kampung Kluang, Desa Belabaja (Boto), Petrus Bala Pattyona, SH, MH juga mengenang almahrum sebagai sosok yang mudah bergaul. Tatkala berlibur, almahrum selalu menyempatkan diri ngobrol banyak hal.

“Saya selalu ingat beliau. Ketika saya ke kampung, beliau selalu sempatkan waktu ketemu di rumah. Banyak hal kami diskusikan. Ia seorang yang berjasa bagi gereja dan masyarakat selama menunaikan tugasnya. Selamat jalan, Kaka Guru,” kata Bala Pattyona, bos law firm Petrus Bala Pattyona & Rekan Jakarta.
Maria Pega Leban, seorang aktivis sosial di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mengenang almahrum sebagai sosok yang sangat baik dan pantas digugu dan ditiru. “Kebaikan, ketulusan hati, dan teladan beliau akan dikenang sepanjang masa. Good bye great teacher!,” kata Maria, aktivis sosial asal Puor.

Paul Baon, seorang warga Paroki Boto yang kini menjadi TKI di Johor Bahru, Malaysia Barat, mengakui jasa guru itu bersama sang istri, Edeltrudis Peni Burin, begitu besar bagi dunia pendidikan di Lembata dan gereja lokal.

“Kami sadar. Jasamu begitu besar terutama saat mengabdi di Boto. Kami semua anak tanah tidak akan pernah melupakan jasamu, Pak guru! Hanya doa yang bisa kami panjatkan. Semoga bahagia di sisi-Nya,” kata Paul Baon melalui facebook setelah mendengar kabar duka.

Sekadar tahu. Pak Polus dan istrinya, Ibu Edeltrudis Peni Burin adalah guru sekolah dasar di Lembata yang sudah mengabdi puluhan tahun. Keduanya pernah menunaikan tugas di SDK Boto sebelum akhirnya pindah ke kampung halaman, Puor.

Almahrum tamat Sekolah Pendidikan Guru Bhaktiarsa Maumere, kota Kabupaten Sikka, Flores, tahun 1974. Setamat, ia langsung menjadi guru Badan Penyelenggara Pendidikan (BP3) di SDK Tobiwutung, Ile Ape, Lembata.

Pada tahun 1975, guru kelahiran Puor tahun 1954 ini diangkat jadi PNS dan mendapat tugas di SDK Tobiwutung. Ia melakoni tugas bersama istri tercinta ditemani anak-anaknya: Ati, Hans, Evi, dan Linda.

Guru bersahaja itu dikebumikan di kampung halamannya, Puor. Ribuan masyarakat tumpah mengantar kepergian guru bersahaja itu menuju rumah Bapa di Surga. “Terima kasih, guru! Terima kasih! Semoga engkau berbahagia di sisi-Nya,” kata Ansel Deri dalam akun facebook-nya. Ansel adalah murid almahrum saat bertugas di SDK Boto.
Ket foto:
Almahrum Paulus Sari Kobun selaku tokoh masyarakat ikut menandatangani prosesi pengresmian Desa Puor B, Kecamatan Wulandoni, Lembata, pada 23 Agustus 2008.
Bersama istri tercinta, Edeltrudis Peni Burin saat anjangsana ilmiah di Jakarta pada 17-20 Oktober 2005
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger