JAGUNG merupakan salah satu makanan lokal
khas Provinsi NTT. Sebagian besar petani di NTT menjadikan jagung sebagai
produksi utama selain padi. Jagung ini pula yang menginspirasi Marianus Peruhe
Nuban mengembangkan usaha kuliner hingga sukses. Kini, usaha yang digeluti
Marianus memiliki 450 mitra di seluruh Indonesia dan menyerap lebih dari 500
tenaga kerja.
Kepada VN, Marianus mengaku tak pernah
menyangka ia dan istrinya Monika Adriana akan jatuh cinta pada usaha kuliner
berbahan baku jagung. Namun, jagung yang melimpah di Indonesia, termasuk di
kampung-kampung dan desa-desa di NTT, menginspirasinya untuk terjun dalam usaha
itu.
“Produksi
jagung di hampir semua kampung di NTT melimpah. Setiap pagi, sebagian besar
orang NTT sarapan dengan nasi jagung atau produk ikutan lainnya, seperti jagung
titi (emping) di Flores Timur, Lembata, Alor; rebok di wilayah Manggarai; bose
di hampir semua desa di Belu, Timor Tengah Utara (TTU), dan Timor Tengah
Selatan (TTS) di Timor, dan lain-lain,” ujar Marianus Nuban, pemilik Waralaba
Franchise ‘Jagung Manis Fantastik’ di Lewoleba, ibukota Kabupaten Lembata,
Selasa (11/11).
Menurut
Marianus, produksi jagung yang melimpah di NTT dapat mendorong siapa pun yang
memimpin daerah itu untuk mengembangkan jagung sebagai produk andalan di bidang
pertanian. Bahkan, jagung bisa dijadikan sebagai produk andalan selain sektor
peternakan, kelautan, perikanan, dan pariwisata untuk memajukan masyarakat NTT
menjadi lebih sejahtera.
“Sebagai warga
NTT di rantau, saya mengapresiasi kerja keras pemimpin dan masyarakat NTT yang
bahu-membahu bekerja dengan caranya masing-masing memajukan sektor-sektor
unggulan, guna mengejar ketertinggalan daerah. Jagung bisa menjadi salah satu
produk pertanian yang mendapat perhatian serius,” lanjut pria kelahiran Desa
Lusilame, Lembata.
Ia juga bangga
melihat perhatian dan komitmen sejumlah warga asal NTT di rantau seperti di
wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek) yang care dengan daerahnya. Meski menetap di
rantau, sebagian dari mereka juga mencurahkan pikiran, tenaga, bahkan dana,
untuk ikut membangun NTT.
“NTT punya
orang sukses di Jakarta, entah sebagai birokrat, pengusaha, politisi,
pengacara, diplomat, pekerja media, karyawan, dan lain-lain. Kita punya orang
hebat seperti Adrianus Mooy, ECW Neloe, Viktor Laiskodat, Melchias Mekeng,
Johny Plate, Sulaiman Hamzah, Saleh Husin, Herman Herry, Jos Burak Bataona,
Herman Wutun, dan lain-lain. Kisah sukses mereka di rantau ikut menginspirasi
saya,” jelas Marianus yang tinggal di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
ini.
Usaha Kuliner
Menyadari
bahwa jagung memiliki prospek yang menjanjikan, Marianus dan sang istri berniat
terjun dalam usaha kuliner berbahan dasar jagung. Keinginan kuat untuk terus
belajar dan keinginan mengembangkan usaha kuliner mulai menampakkan hasil,
meskipun tanpa modal yang besar. Tahun 2009 merupakan titik balik bagi mereka.
Di tahun itu pasangan suami istri ini memutuskan untuk mendirikan usaha kuliner
tersebut.
Marianus
kemudian mendirikan usaha dengan brand ‘Jagung Manis Fantastik’ dengan aneka
rasa seperti jagung manis rasa keju, jagung manis rasa coklat, dan jagung manis
pedas. Pilihan rasa itu disesuaikan dengan selera konsumen.
“Awalnya ada
saja kendala, tapi kami berkeyakinan bahwa produk jagung dengan aneka rasa
masih digemari sebagian besar masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari
anak-anak hingga orang dewasa,” jelas Marianus.
Setelah
berjalan cukup lama ‘Jagung Manis Fantastik‘ mulai banyak digemari. Prospeknya
pun menjanjikan. Karena itu, di mana pun berada, Marianus getol mempromosikan
dan mengajak masyarakat untuk menikmati ‘Jagung Manis Fantastik‘. Saat ini,
bahan baku ‘Jagung Manis Fantastik‘ masih diambil dari para petani di Cirebon,
Jawa Barat. Produk jagung dari Cirebon masih menjadi pilihan karena kualitasnya
yang bagus dengan rasanya yang khas. Pilihan pada bahan baku jagung ini pun
melalui tahapan survei pasar.
“Mimpi saya,
suatu saat bahan bakunya dari petani-petani di NTT. Saya akan meminta waktu
bertemu Pak Gubernur dan memaparkan langsung usaha ini,” katanya. Menurut
Marianus, brand ‘Jagung Manis Fantastik‘ dengan aneka rasa juga didukung oleh
segmentasi pasar yang terbuka untuk semua kalangan. Dengan harga terjangkau
berkisar antara Rp 5.000-Rp10.000 per cangkir, maka siapa pun, tua maupun muda,
serta kelas sosial mana pun bisa menikmatinya.
“Sejak awal
kami menyadari bahwa bisnis ini adalah bisnis makanan. Dengan demikian, faktor
kebersihan, gizi, cara penyajian (kemasan), kami perhatikan dengan
sungguh-sungguh. Kami juga mengadakan pelatihan khusus bagi para mitra baru.
Hal ini menjadi penting sekaligus menjawab visi mewujudkan mitra yang
sejahtera, sehat, dan maju,” tuturnya.
Strategi
Pemasaran
Menyadari
usahanya terus berkembang dan mendapat sambutan positif, strategi baru diambil.
Tahun 2011, strategi pemasaran pun dikembangkan menjadi franchise yang melayani
order di seluruh wilayah Indonesia melalui sistem kemitraan.
“Bagi kami,
kesejahteraan mitra menjadi tujuan utama dalam berbisnis.
Dengan
demikian, pengawasan mutu produk dan pelayanan menjadi prioritas utama bisnis
melalui sebuah mekanisme pengawasan yang ketat,” jelas Marianus.
Strategi
pengembangan itu pun berhasil. Brand ‘Jagung Manis Fantastik‘ telah memiliki
450 mitra. Para mitra itu tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia, seperti
DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, seluruh provinsi di Sumatera, Nanggroe Aceh
Darussalam, seluruh Kalimantan, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan
lain-lain. Untuk itu, ia tetap mempertahankan mutu dan kualitas bahan baku,
rasa, serta kualitas kemasan.
Lebih jauh
Marianus mengisahkan, dalam memenuhi bahan baku, pihaknya bekerja sama dengan
para petani di Cirebon dan Ciledug, Banten. Juga para pengepul jagung manis di
Pasar Induk Kramat Jati, Jakata Timur.
“Hal ini kami
lakukan guna menjaga keberlangsungan produksi dengan pola pemberdayaan
mutualistik, saling menguntungkan,” ujarnya.
Kebanggaan
kian bertambah. Pola kemitraan Waralaba Franchise ‘Jagung Manis Fantastik‘,
hingga kini telah menyerap sekitar 500 tenaga kerja. Mereka memperoleh
penghasilan melalui bisnis tersebut. Tenaga kerja ini di antaranya para mitra
franchise, karyawan, kaum ibu khususnya di daerah Cipayung, Jakarta Timur.
“Saat ini ada
60 orang pemipil jagung. Mereka diupah Rp 2.000 per kilogram. Kami juga
memprioritaskan untuk mempekerjakan sebagian anak muda putus sekolah sebagai
kurir dan pelayan di setiap gerai,” tukas Marianus. (R-1)
Sumber: Victory News,
13 November 2014
Ket foto: Marianus Peruhe Nuban

0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!