MAHASISWA Universitas PGRI NTT yang
tergabung dalam Forum Mahasiwa Universitas PGRI NTT menuding keterlibatan DPRD
NTT dalam kisruh di lembaga tersebut.
Sebab, selama
hampir lima tahun persoalan itu terjadi, mahahasiswa sudah breulang kali datang
ke DPRD NTT untuk meminta bantuan penyelesaian kasus mereka namun Dewan
dianggap tidak menggubris persoalan mereka dan terkesan membiarkan. Akibatnya,
nasib para mahasiswa ini terkatung-katung.
Demikian diserukan
Koordinator Lapangan aksi Forum Mahasiswa Universitas PGRI NTT Apris Mali dalam
orasinya saat menggelar aksi demo di gedung DPRD NTT, Jumat (14/7).
Dewan belum bisa
menerima perwakilan mahasiswa untuk berdialog karena pimpinan Dewan dan Ketua Komisi V sedang
bertugas ke luar daerah. Salah satu anggota Dewan Yohanes Rumat yang sempat
menemui para mahasiswa ditolak karena mereka hanya mau bertemu pimpinan Dewan
dan Ketua Komisi V.
Anggota Dewan
Gabriel Suku Kotan yang sempat menemui para mahasiswa dan meminta mereka
menyerahkan tuntutan untuk diteruskan ke pimpinan Dewan pun ditolak masa.
Mereka bahkan
mengancam akan menduduki gedung Dewan jika tuntutan mereka tak dipenuhi. Massa
aksi bahkan membawa dua unit kompor dan satu unit rice cooker untuk memasak di
tangga masuk gedung. Mereka merebus pisang dan menanak nasi di tempat tersebut
dan makan bersama.
Mali dalam orasinya
menilai Dewan selama hampir lima tahun ini membiarkan persoalan di Universitas
PGRI NTT tak terselesaikan dan para mahasiswa ditelantarķan.
Padahal, sesuai SK
Mendiknas 208 sudah sangat jelas menginstruksikan agar para mahasiswa PGRI
dialihkan ke perguruan tinggi yang ada di NTT yang memiliki fakultas sama
dengan PGRI. Sayangnya, SK Mendiknas itu tak juga terlaksana sampai saat ini
dan nasib para mahasiswa terkatung-katung.
“Karena itu
kehadiran kami hari ini menuntut keputusan Dewan untuk alihkan mahasiswa ke
perguruan tinggi yang ada sesuai fakultas yang ada di PGRI,” tegasnya.
Menurutnya, negara,
eksekutif, dan legislatif di NTT harus mengambil sikap mengalihkan para
mahasiswa ke perguruan tinggi yang ada. Mereka juga menolak dialihkan ke
perguruan tinggi yang baru didirikan.
Ketua Forum
Mahasiswa Universitas PGRI NTT Petrus Tansius Dedi dalam orasinya menegaskan,
Surat Keputusan Kemenristek Dikti mencabut izin Universitas PGRI menunjukkan
kegagalan pemerintah memprioritaskan pendidikan dan hanya sibuk mengurus
politik dan program yang fokus memeras rakyat.
“Kami tidak akan
berhenti berjuang atas keputusan yang tidak berpihak pada mahasiswa. Sudah
berulang kali suarakan soal ini di Dewan tapi belum ada jalan keluar,” katanya.
Dalam aksi itu,
para mahasiswa juga membacakan tiga tuntutan utama yakni negara harus
bertangung jawab terhadap nasib mahasiswa Universitas PGRI NTT yang sudah
dinonaktifkan berdasarkan SK Kemenristek Dikti tentang pencabutan izin
pendirian Universitas PGRI NTT dan pencabutan izin program studi pada
Universitas PGRI NTT di Kota Kupang yang diselenggarakan oleh YPLP PT PGRI NTT.
Tuntutan kedua
yakni YPLP PGRI NTT wajib bertanggung jawab terhadap kerugian mahasiswa PGRI
NTT dan ketiga mahasiswa tak akan meninggalkan
gedung DPRD NTT sampai semua tuntutan mahasiswa dipenuhi.
Meski sempat
bersikeras menduduki gedung Dewan, namun pada akhirnya massa aksi meninggalkan
gedung Dewan sekitar pukul 17.00 Wita dengan tertib.
Sumber: victorynews.id, 15
Juli 2017
Ket foto: Demo mahasswa PGRI NTT
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!