“Karena tak bisa dihubungi, maka sang istri menelpon sahabat Syaifullah,” kata Achmad Subechi, Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim kepada Tempo, Senin (26/7). Tribun Kaltim adalah satu dari media daerah di bawah Grup Kompas.
Sahabat Syaifullah yang dimaksud Subechi adalah Wahyu Hidayat, wartawan Transtv. Begitu menerima telepon Senin pagi, Wahyu langsung menuju rumah dinas Syaifullah di kawasan Balikpapan Baru Blok S2/07, pukul 09.00 WITA.
Saat tiba di lokasi, Wahyu melihat motor dan mobil berada di garasi. Ia mencoba mengetuk rumah, tapi tidak ada jawaban. Wahyu pun akhirnya masuk, dan menemukan pintu rumah tidak dikunci dengan anak kunci tergantung bagian luar.
Di ruang tengah itulah, Wahyu menemukan Muhammad Syaifullah alias Ipul, tergeletak, terlentang. Tangan kananya masih menggenggam erat remote control televisi. Mulutnya dipenuhi busa. Korban bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana dalam dan sarung. Di rumah dinas itu, ditemukan sejumlah obat seperti bodrex, konidin, dan sirup lemon ABC.
Kondisi jenazah Syaifullah, kata Bechi, memang terlihat lebam. Tapi tak ditemukan luka apapun. Hanya ketika dibalik, darah mengucur dari hidung dan telinga. "Namun kepastian seperti apa, menunggu kabar hasil otopsi dari tim dokter," kata Bechi.
Jenazah Syaifullah sendiri kini dibawa ke RS Bhayangkara, Balikpapan untuk diotopsi. Hadir di lokasi, selain Achmad Subechi, juga Kapolresta Balikpapan A Rafik serta sejumlah wartawan. Saat ini, jenazah almarhum sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan untuk diotopsi. Sementara Wahyu Hidayat masih dimintai keterangan di Polresta Balikpapan.
Syaifullah meninggalkan seorang istri, Isnainijah Sri Rohmani, yang dinikahinya pada 23 Februari 1997 dan dikarunia dua anak, Nadhila Amajida (lahir 1998) dan Najmi Izzah Sabrina (lahir 2004).
Bergabung dengan Kompas, 1996, Syaifullah alias Ipul, banyak bertugas di wilayah Kalimantan, mulai dari Samarinda, kemudian ke Pontianak, Banjarmasin, lalu menjadi Kepala Biro wilayah Kalimantan dan tinggal di Balikpapan.
Ipul , putra kelahiran Kandangan, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan itu dikenal aktif menulis tentang kerusakan alam di Kalimantan. Sebelum meninggal, lulusan jurusan Komunikasi Fisipol Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 1994 itu paling sering menulis soal bisnis ilegal batubara di Kalimantan Timur. Juga praktek ilegal logging di kawasan ini.
Sumber: Tempo Interaktif, 26 Juli 2010
Ket foto: almahrum Muhammad Syaifullah
Ket foto: almahrum Muhammad Syaifullah
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!