
Untuk melampiaskan nafsu bejatnya, Ambros pura-pura meminta anak-anak itu mencari kutu di kepalanya. Saat anak-anak mencari kutu itulah lelaki yang sudah beristri dan beranak lima ini melancarkan aksinya. Setelah puas ia lalu memberi uang Rp 1.000 kepada anak-anak itu.
Imbalan itu bertujuan agar anak-anak yang dicabulinya tidak menceritakan kepada orangtua mereka atau kepada orang lain. Ternyata cara yang dilakukan Ambros ini cukup manjur. Buktinya, selama empat tahun lebih, perbuatan cabul yang dilakukan Ambrios terhadap muridnya tidak terkuak ke permukaan.
Ketujuh murid SD yang dicabuli Ambros, yakni MKF (7), KGB (9), DPG(8), BBK (8), MYK (10), ALH (9), dan RBK (12). Tujuh korban itu sama-sama anak didik Ambros di SD Inpres Tanah Edang-Lamaole.
Informasi yang dihimpun di Larantuka, Selasa (20/7/2010) pagi, menyebutkan, kasus itu terungkap setelah salah satu korban melaporkan kepada orangtuanya tentang kemaluannya sakit setelah dicabuli gurunya itu. Tidak menerima ulah oknum guru itu, orangtua pun melaporkan kasus tersebut kepada Polsek Solor Barat.
Dari laporan ini polisi mengembangkan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi. Dalam pemeriksaan itulah satu per satu murid sekolah dasar itu mengaku pernah dicabuli Ambros. Lelaki setengah baya itu tak berkutik ketika korban lainnya ikut membeberkan kejadian yang mereka alami. Akhirnya, polsek setempat menahan Ambrosius, Minggu (18/7/2010).
Warga setempat tak menyangka kalau oknum guru mata pelajaran IPS sekaligus walikelas ini, tega mencabuli anak didiknya sendiri. Untuk memberikan efek jera, warga minta penegak hukum menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada oknum guru tersebut.
Lantaran melibatkan banyak korban, Kapolres Flotim, AKBP Eko Kristianto, S.iK, M.Si memerintahkan Kasat Reskrim, AKP I Made Pasek Riawan, S.H bersama Kanit PPA, Ipda Maria Sarina Romakia, mengambil alih penanganan kasus tersebut. Senin (19/7/2010) pagi, Kasat Reskrim Riawan bersama Kanit PPA Maria bersama jajaran buru sergap (buser) dan staf PPA turun langsung ke tempat kejadian perkara (TKP).
Usai mengolah tempat kejadian perkara dengan memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan alat bukti, Senin (17/7/2010) sore, Ambros dibawa ke Larantuka untuk diproses lebih lanjut.
Di Pelabuhan Larantuka, sejumlah pemuda rupanya sudah menunggu kedatangan Ambros. Mereka mengutuk dan melontarkan kata-kata kasar terhadap pelaku yang duduk di kamar khusus di belakang nahkoda.
Kapolres Flotim, AKBP Eko Kristianto, S.iK, M.Si, dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim, AKP I Made Pasek Riawan, SH, Selasa (20/7/2010) menyatakan sebelumnya Ambros hanya mengaku mencabuli lima murid SD tersebut. Namun setelah dikembangkan penyidikan, polisi mendapati fakta bahwa pelaku juga mencabuli dua anak warga setempat yang pernah sekolah di SD tersebut.
Terhadap persoalan itu, kata Riawan, polisi akan terus menggali keterangan saksi dan korban untuk mengungkap kemungkinan adanya korban selain tujuh siswa SD Inpres Tanah Edang. Pasalnya, setiap siswa yang menjadi korban rata-rata diancam setelah pelaku mencabulinya.
Ambrosius yang ditanya FloresStar tentang motif mencabuli anak didiknya, tidak menjawab sepatah katapun. Ia hanya menunduk dan diam seribu bahasa. Informasi yang dihimpun FloresStar, ulah Ambros itu sulit terbongkar, karena lokasi SD itu berada di daerah terpencil. Selain itu, Ambros beraksi saat les sore, baik di kelas maupun di mes guru.
Sumber: Pos Kupang, 23 Juli 2010
Ket foto ilustrasi: oknum guru pelaku cabul. Foto dok. news.okezone.com
Ket foto ilustrasi: oknum guru pelaku cabul. Foto dok. news.okezone.com
mantab dan bagus banget nich blognya, kunjungan balik ya bro di download ebook gratis =p
ReplyDeletemakasih, mas. aku juga sempat liat blog-mu.
ReplyDeletebisa kontak aku di jurnalis_lembata@yahoo.ca
salam
ansel