Headlines News :
Home » » Mengenal Kelompok Radikal

Mengenal Kelompok Radikal

Written By ansel-boto.blogspot.com on Friday, November 17, 2017 | 5:29 PM


Oleh Nasaruddin Umar
Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta

HAMPIR setiap negara disibukkan kelompok radikal. Siapa sesungguhnya kelompok radikal itu? Hal ini penting karena mengelompokkan seseorang atau kelompok sebagai kelompok radikal sama bahayanya jika menafikan adanya kelompok radikal itu. Setiap kelompok radikal di setiap negara memiliki ciri dan kecenderungan masing-masing.

Di kawasan Asia Tenggara, secara umum ciri-ciri kelompok radikal dapat diidentifikasi, antara lain mengharamkan sesuatu pada diri dan orang lain padahal Allah SWT dan Rasul-Nya tidak pernah mengharamkan hal itu, misalnya menghadiri walimah atau acara yang dilakukan di luar kelompoknya, berlebihan di dalam memaknai ayat dan hadis yang pada hakikatnya tidak sejalan dengan tujuan umum syariah (maqashid al-syari’ah). Misalnya melakukan perjalanan jihad dengan menelantarkan keluarganya. Mereka meninggalkan yang halal dan mengharamkan kepada diri dan orang lain dengan anggapan pilihan sikap itu paling sejalan dengan Alquran dan sunah.

Mereka tidak segan-segan menghina aliran dan mazhab yang dianut orang yang berbeda pendapat dengannya sebagai aliran sesat. Mereka mengambil sikap berlebihan kepada orang lain yang berbeda dengan pendapatnya, misalnya menuduh orang lain sebagai ahli bidah dan mengklaim diri sebagai ahli sunah sejati, bahkan tidak segan-segan mengafirkan dan menghalalkan darah orang lain.

Ciri lainnya, mereka menganggap orang lain sebagai kelompok jahiliah modern, yang tak layak diikuti. Mereka mengharamkan bermakmun kepada orang yang berada di luar kelompoknya dan menganggap sia-sia salat di belakang orang yang fasik. Mereka juga menuduh ulama yang tidak sejalan dengannya sebagai ulama sesat (ulama’ al-su’) dan melecehkannya secara terbuka.

Mereka selalu memisahkan diri dengan umat Islam yang tidak sejalan dengannya di dalam melakukan berbagai aktivitas, termasuk ibadah salat berjemaah. Mereka tidak mau berpartisipasi dalam gagasan yang dirintis atau diprakarsai kelompok lain yang bukan kelompoknya. Mereka sering melakukan interpretasi dalil agama sesuai dengan ideologinya, tidak peduli itu kontroversi di kalangan umat mayoritas.

Mereka tidak takut dan terbiasa hidup di dalam perbedaan dan keterasingan dengan umat mainstream. Mereka bisa saja memotong ayat atau hadis untuk mengambil dasar pembenaran terhadap ajarannya. Misalnya ayat-ayat jihad diambil pertengahan atau potongan yang mendukung perjuangannya, seperti “…maka bunuhlah orang-orang musyrikin (nonmuslim) itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka….” Potongan ayat ini diambil dari pertengahan QS al-Taubah [9]:5.

Mereka juga sering mengabaikan sabab nuzul ayat dan sabab wurud hadis demi memfokuskan makna ayat kepada ajarannya. Mungkin saja ayat atau hadis itu menunjuk kepada satu kasus yang sangat spesifik tetapi diperlakukan secara general, contohnya: “Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka….” (QS al-Baqarah [2]:191). Ayat ini turun sebagai direction dalam salah satu peperangan Nabi di Madinah.

Mereka selalu beranggapan bahwa penafsiran yang berbeda dengannya salah. Sekalipun secara logika dan kaedah keilmuan benar, mereka selalu yakin dengan pendapatnya yang dianggap paling benar. Mereka juga selalu aktif berdakwah di berbagai tempat sepertinya tak pernah kenal lelah.

Di dalam melakukan dakwah, mereka selalu menyampaikannya secara eksklusif dan terang-terangan tanpa rasa takut atau canggung. Sepertinya mereka tidak takut dengan segala risiko karena mereka sangat yakin Tuhan selalu bersamanya dan merestui perjuangannya. Mereka juga pintar mencari simpati dan perhatian masyarakat umum (grass road) dengan menampilkan sesuatu yang berbeda dengan mayoritas. Mereka selalu berusaha mengambil alih rumah ibadah dengan berbagai cara dari tangan orang lain karena cara ini dianggap paling efisien dan efektif. Mereka juga solid di dalam mengumpulkan dana untuk mendanai seluruh kegiatannya. Umumnya mereka memiliki sumber dana rutin dan tetap dari para anggotanya, dan sesekali mendapatkan bantuan dana dari luar. 
Sumber: Media Indonesia, 17 November 2017
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger