
Permintaan tersebut disampaikan Kapolri dalam sambutannya di hadapan unsur Muspida dan tokoh- tokoh agama di ruang VIP Bandara El Tari-Kupang, Senin (26/7/2010).
Dikatakannya bahwa proses reformasi di tubuh Polri terus dilakukan dan kini memasuki tahap reformasi birokrasi dengan mengedepankan pola kemitraan. Reformasi itu dilakukan untuk memperbaiki kinerja kepolisian dan meminimalisir berbagai bentuk penyimpangan yang terjadi di lembaga kepolisian.
"Kita akan melakukan perubahan-perubahan mendasar dalam lingkungan Pol

Dia meminta pemerintah dan warga NTT agar selalu mengkritisi apabila dalam pelaksanaan tugas ada anggota polisi yang melakukan pelanggaran hukum maupun berprilaku yang kurang patut terhadap masyarakat.
"Kalau ada anggota polisi yang berbuat salah supaya ditegur dan kalau ternyata masih buat kesalahan lagi telinganya dijewer. Tentunya itu dilakukan karena polisi merupakan milik masyarakat," kata Kapolri yang ketika itu didampingi Kapolda NTT, Brigjen Polisi Drs. Yorri Yance Worang.
Kapolri juga menyampaikan terima kasih kepada unsur pimpinan TNI di NTT yang selama ini menjalin kerja sama yang baik dengan kepolisian sehingga situasi keamanan di NTT tetap kondusif.
Turut menyambut Kapolri di Bandara El Tari, Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dan wakilnya, Ir. Esthon Foenay, Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, Pr, Danlantamal VII Kupang, Laksamana Pertama (TNI) Amri Husaini, Danrem 161/Wirasakti Kupang, Kolonel (ARH) I Dewa Ketut Siangan, Danlanud El Tari serta para pejabat lainnya.
Kunjungan kerja sehari Kapolri Bambang Hendarso Danuri ke NTT itu diisi dengan pertemuan dengan para perwira dan anggota Polda NTT. Kapolri juga sempat mengunjungi Mapolres Kupang.
Selama kunjungan tersebut, wartawan tidak diberikan kesempatan mewawancarai Kapolri. "Jangan cegat- cegat. Tidak ada wawancara dengan wartawan," kata Kabid Humas Polda NTT, Kompol Okto George Riwu.
Disambut Demo
Kunjungan kerja Kapolri, kemarin, disambut aksi demonstrasi elemen mahasiswa di Kupang. Aksi unjuk rasa digelar di depan Mapolda NTT di Jalan Soeharto.
Demo itu merupakan aksi solidaritas para mahasiswa atas tewasnya Herman, aktivis LMND yang tertembak oleh polisi tanggal 19 Juli 2010. Saat itu LMND menggelar aksi demo menentang kenaikan TDL di Garut Jawa Tengah dan pemblokiran jalan menuju PT. Chevron Geothermal Indonesia (CGI).
Elemen mahasiswa yang menggelar aksi demo di depan Mapolda, kemarin, terdiri dari PMKRI Kupang, LMND Kota Kupang, PRD NTT, SRMI NTT dan JAKER NTT. Mereka meminta polisi mengusut tuntas kasus tewasnya Herman.
"Kita ingin agar ada penyelesaian tuntas dalam kejadian itu," tegas koordinator lapangan aksi demo, Manuel Alberto Maia.
Dalam orasi, para mahasiswa mengkritisi proses penegakan hukum oleh polisi di NTT. "Kalau masyarakat kecil yang terlibat kasus hukum pasti cepat ditangkap dan diproses hukum, namun kalau anggota polisi yang terlibat kasus selalu berbelit-belit dalam proses hukumnya," tegas Hiron di hadapan belasan anggota polisi yang mengawal aksi demo tersebut.
Sumber: Pos Kupang, 27 Juli 2010
Ket foto: Kapolri Jenderal Polisi Drs. Bambang Hendarso Danuri. Foto: dok. reportase.com
Ket foto: Kapolri Jenderal Polisi Drs. Bambang Hendarso Danuri. Foto: dok. reportase.com
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!