Oleh Fery Herdiman
Editor www.indonesiasatu.co
MENGAPA
yang dibahas buku ini pemimpin dan kepemimpinan, bukan elite dan keelitean?
Konteksnya lain (berbeda). Sebagaimana kepemimpinan dan kemanajemenan,
keelitean, dan kepemimpinan meninggalkan sejumlah perbedaan, bahkan secara
substansi.
Nanti Anda akan
sampai pada semacam kesimpulan bahwa elite itu sekadar pimpinan, yang belum
tentu pemimpin. Pimpinan dan pemimpin itu berbeda. Perbedaannya apa, dapat
dijawab dengan menjelaskan perspektif dan kepemimpinan. Lantas, apa yang
dimaksudkan dengan kepemimpinan politik? Kepemimpinan (politik) dapat dipahami
dalam tiga perspektif: 1) kepemimpinan sebagai pola perilaku; 2) kepemimpinan
sebagai kualitas personal; 3) kepemimpinan sebagai nilai politik.
Sebagai pola
perilaku, kepemimpinan terkait sekali dengan kemampuan untuk memengaruhi yang
lain dalam mengupayakan tujuan yang diharapkan. Kata kuncinya influence atau
pengaruh. Inilah dua contoh pertanyaan sekaligus jawaban dalam buku Wawasan
Kepemimpinan Politik, Perbincangan Kepemimpinan di Ranah Kekuasaan karya M
Alfan Alfian, terbitan PT Penjuru Ilmu Sejati, yang baru saja keluar dari
percetakan.
Buku setebal 679
halaman ini terbilang unik. Penulis menggunakan metode tanya jawab. Penulis
sendiri yang bertanya dan kemudian mengurai jawabannya. Penulis, yang juga
dosen ilmu politik di Universitas Nasional (UNAS) Jakarta ini, mengaku metode
tanya jawab terinspirasi pada teknik propaganda politik Tan Malaka.
Teknik tanya jawab,
menurut peraih doktor Ilmu Politik dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
ini digunakan sekadar untuk mempermudah pembaca. Karena ditulis secara tanya
jawab, buku ini bersifat ulangalik: bisa dibaca para pembesar politik maupun
siapa saja. Dengan tanya jawab, sejauh mungkin penulis berbicara dengan
bahasanya untuk menjelaskan banyak hal secara sederhana dalam kemasan
entengentengan .
Ini dilakukan agar
membaca buku ini bisa dilakukan sambilongkang-ongkang (hal74). Namun, kemasan
tanya jawab agar bisa membacanya secara enteng tidak dimaksudkan bahwa
kepemimpinan politik itu sebuah ilmu yang entengentengan , apa lagi tidak
penting. Buku ini justru sangat penting dan relevan.
Betapa tidak, di
antara belantara buku yang hadir, tema kepemimpinan (politik) masih sangat
kurang, bahkan sangat jarang digarap. Politik dan kekuasaan seperti dua sisi
dari satu mata uang yang sama. Seseorang yang menempuh jalan hingarbingar
politik mustahil tidak mengimpikan kekuasaan. Kekuasaan itu memesona sehingga
orang mengejarnya habishabisan, termasuk menghalalkan segala cara.
Orang sering lupa
bahwa kekuasaan itu bukan tujuan, tapi hanya alat untuk mencapai tujuan akhir
yaitu kesejahteraan rakyat. Jadi, kekuasaan hanya tujuan antara atau jangka
pendek. Ketika kekuasaan menjadi tujuan akhir, tidak heran jika seseorang yang
empunya kuasa itu jatuh terjerembab.
Kekuasaan sering
membuat orang lupa diri. Agar kekuasaan tidak justru menjerumuskan seseorang,
dibutuhkan pengelola sekaligus pemandu dan pengendali. Pengendali itu disebut
dengan kepemimpinan. Kepemimpinan bukan sekadar relasi antara pemimpin dan yang
dipimpin , tetapi upaya membimbing anggota (yang dipimpin) mencapai tujuan
bersama (hal 130).
Pada titik ini,
peran kepemimpinan sangat sentral dan penting. Pemimpin dan kepemimpinan akan
membuat politik itu menjadi sebuah seni, sekaligus menjadikan kekuasaan yang
dimiliki bisa berjalan efektif. Buku ini terbagi dalam empat (IV) bagian.
Bagian I (Pendahuluan) berisi tanya jawab tentang kepemimpinan politik, mengapa
menarik? Bagian II buku ini menjawab pertanyaan seputar kepemimpinan.
Penulis juga
mengulas tentang perbedaan pemimpin dan manajer. Selain itu, ada bahasan
tentang gaya kepemimpinan dan jenis-jenis kepemimpinan. Bagian III buku ini
berisi tanya jawab tentang kekuasaan, sedangkan bagian IV membahas tentang
manajemen kepemimpinan politik.
Bagian ini berisi
semacam ”panduan praktis” meraih kekuasaan politik karena membahas tentang
strategi dan pemasaran politik. Bagian ini juga mengulas tentang urgensi
mengelola kekuasaan, baik pada saat sebelum (pra), saat, dan pasca-berkuasa.
Sumber: sindonews.com, 13 Maret 2016
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!