Headlines News :
Home » » Resensi: Kepulauan Seribu, Pesona yang Menghebohkan

Resensi: Kepulauan Seribu, Pesona yang Menghebohkan

Written By ansel-boto.blogspot.com on Saturday, March 31, 2018 | 11:13 PM

KALAU pengunjung masuk jantung kota Jakarta kemudian muter-muter menikmati gemerlap kota di setiap sudutnya berkat sentuhan dingin para pemimpin Jakarta dan masyarakatnya, boleh jadi itu sesungguhnya Anda para pengunjung belum tiba di Jakarta.

Meski mata Anda dimanjakan dengan kemegahan Istana Presiden RI di bilangan Medan Merdeka Utara yang –meminjam dialek khas Betawi- kaga ada duanye, eksotisme Kota Tua peninggalan kumpeni, Patung Kuda, Bundaran Hotel Indonesia, Gedung DPR/MPR RI, stasiun Gambir, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Maria Diangkat ke Surga (dua bangunan bersejarah) yang berhadapan muka bahkan Gereja Protestan Immanuel, misalnya, toh, sekali lagi hal itu belumlah dikatakan Anda sebagai pengunjung sudah menyambangi jantung kota. Lha, mengapa demikian?

Pesona sesungguhnya DKI Jakarta juga dimiliki Kepulauan Seribu, wilayah yang dijejali 110 pulau. Dari jumlah itu sebanyak 36 buah digunakan untuk pariwisata, 13 disulap jadi berpenghuni, 11 lainnya jadi persinggahan aneka burung yang dilindungi. Selain itu ada dua pulau terdapat benda-benda peninggalan sejarah, 23 lain dimiliki secara perorangan, dan sisanya tak berpenghuni kemudian dijadikan pengunjung atau nelayan sekadar tempat singgah sementara.

Kepulauan Seribu merupakan sebuah kabupaten administratif bagian dari Provinsi DKI Jakarta. Para ahli geologi perminyakan tempo doeloe menyebutkan, Kepulauan Seribu terkenal sebagai contoh modern pulau-pulau terumbu karang karbonat (reef) dan pulau karang (coral reef). Terumbu karang karbonat adalah reservoir minyak dan gas bumi yang penting.

Terumbu karang karbonat adalah obyek menarik dalam geologi. Kepulauan Seribu yang dekat dengan Jakarta, sudah lama dipelajari para ahli geologi sejak dulu hingga saat ini. Studi pertama dilakukan geolog Belanda JHF Umbgrove tahun 1929. Hasil studi itu kemudian ia publikasikan dalam laporan tahunan dinas pertambangan Hindia Belanda berjudul De koraalriffen der Duizend-Eilanden.

Kepulauan Seribu juga menjadi salah satu wilayah yang sudah tercatat dalam sejumlah literatur sejarah. Sebut saja –sekadar menyebut beberapa– Sejarah Pulau Seribu, Sejarah dan Budaya Masyarakat Pulau Seribu, Sejarah Kramat Pulau Panggang, Sejarah Tragedi Perairan Pulau Panggang, Sejarah Panglima Hitam Pulau Tidung, Sejarah Singkat Pulau Pramuka, Sejarah Raja Pandita di Pulau Tidung, dan lain sebagainya.

Thomas B Ataladjar dalam, The Hidden Treasury Thousand Island, melukiskan pesona Kepulauan Seribu setelah menyambangi sejumlah pulau di wilayah kabupaten administratif di beranda Jakarta itu. Misalnya, Taman Arkeologi Onrust, Galangan Kapal dan Academie de Marine, sebuah akademi khusus bidang pelayaran di Batavia tempo doeloe yang didirikan Gubernur Jenderal VOC Willem Baron Van Imhoff.

“Lembaga ini tujuannya untuk mendidik dan menghasilkan opsir-opsir laut yang cakap dan terdidik. Selain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pesonil marine yang memegang tampuk pimpinan. Van Imhoff ingin mengimbangi kemajuan yang dialami oleh armada-armada Eropa lainnya seperti Inggris. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, Van Imhoff mendirikan Academie de Marine,” kata Thomas, sejarahwan DKI Jakarta dan lulusan lulusan Seminari San Dominggo, Hokeng, Flores Timur, NTT, tahun 1972 (hal. 35).

Barangkali, banyak juga tak pernah tahu. Sekarmadji Maridjan (SM) Kartosoewirjo, seorang tokoh Islam Indonesia yang memimpin pemberontakan Darul Islam periode 1949-1962 yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia. Tokoh yang mengenyam pendidikan Belanda, Hollandsch-Inlandsche School dan Europeessche Lagere School, ini meninggal dalam usia 57 tahun dan dimakamkan di Kepulauan Seribu.

Kepulauan Seribu juga menawarkan sensasi lainnya. Satu di antaranya adalah Pulau Bidadari. Pulau ini memiliki cottage di atas laut (floating cottage). Cottage ini bercorak panggung maupun bukan panggung yang didesain mirip rumah adat Minahasa. Di sini terdapat dua ruang multi fungsi dengan kapasitas seratus orang. Fasilitas penunjang seperti Musholla, lapangan basket, volley, jogging track, dan lain-lain juga tersedia. Kala matahari takluk di bawah kaki langit dan memerah menjelang senja, Bidadari boleh jadi adalah pelabuhan terakhir pasangan pengantin baru berbulan madu.

Bupati Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu Budi Utomo mengapresiasi buku yang mengulas eksotisme wilayahnya. Kepulauan Seribu merupakan tujuan wisata menarik dengan nuansa pulau dan laut. Kepulauan Seribu dengan kekayaan alam dan potensi wisata yang dimiliki akan terus digali dan dikembangkan sesuai visi-misi pembangunan.

“Semua diarahkan terutama untuk meningkatkan kegiatan pariwisata, kualitas kehidupan masyarakat nelayan melalui peningkatan budidaya laut, pemanfaatan sumber daya perikanan dengan konservasi ekosistem terumbu karang dan mangrove. Semua ini bertujuan mendongkrak perkembangan Kepulauan Seribu dalam segala aspek antara lain kelestarian lingkungan, konservasi SDA, ekonomi, sosial dan budaya dengan tujuan utama adalah kesejahteraan masyarakat,” ujar Budi Utomo.

Buku ini mencoba melacak jejak tapak sejarah Kepulauan Seribu yang belum cukup terungkap. Sekaligus menemukan nilai-nilai kearifan lokal yang terpendam dan merumuskan jati diri orang Kepulauan Seribu. Juga menambah khasana ilmu dan pengetahuan serta menginspirasi perjuangan dalam membangun kembali kejayaan Kepulauan Seribu masa lalu dan masa kini.

“Upaya kecil ini dapat menjadi bagian dari cita-cita besar terwujudnya Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata internasional sekaligus sebagai ikon pariwisata Kota Jakarta,” ujar Irfal Guci, Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu. Dari sana tentu ada harapan kolektif. Ke depan pesona pariwisata lebih menghebohkan kemudian membawa berkah bagi masyarakat dan daerah melalui kunjungan wisatawan. 
Ansel Deri
Wartawan asal Lembata; tinggal di Jakarta
Ikut membedah buku tersebut bersama sejarahwan JJ Rizal & arkeolog Candrian Achyat di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu
Judul Buku    : The Hidden Treasury Thousand Islands
Penulis           : Thomas B Ataladjar
Pengantar      : Budi Utomo & Irfal Guci
Penerjemah   : Anziz Kleden
Desain Seni   : Zulkarnain Awaluddin & Feri Irawan
Penerbit         : Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
                          Administratif Kepulauan Seribu
Cetakan          : Pertama (I), Agustus, 2015
Tebal              : 188 Halaman
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger