Headlines News :
Home » » Belabaja FC vs Atom FC: Adu Gengsi di Bawah Kolong Langit

Belabaja FC vs Atom FC: Adu Gengsi di Bawah Kolong Langit

Written By ansel-boto.blogspot.com on Monday, October 02, 2017 | 1:00 AM

STADION Kepolisian Resort (Polres) Lembata, Nusa Tenggara Timur, Senin (2/10/2017) sore ini bakal dimanjakan puluhan ribu pasang mata.

Dari empat penjuru mata angin tanah Lembata, semua mata bakal berpaling ke stadion milik pasukan coklat di Lewoleba, jantung kota Kabupaten Lembata.

Di bawah kolong langit Lembata, pertaruhan gengsi duo musuh bebuyutan segera disuguhkan di hadapan puluhan ribu pasang mata dan penggila olah raga seni mengolah si kulit bundar oleh bibit-bibit muda pesepakbola daerah.

Dua tim musuh bebuyutan: Belabaja FC, Nagawutun dan Atom FC Muruona, Ile Ape, bakal menyuguhkan taktik dan strateginya sebagai jawara.

Ajang kompetisi sepakbola bergengsi dalam sejarah turnamen tanah Lepanbatan, bakal menjadi penentu siapa tim yang akan mengukir prestasi sebagai jawara. Belabaja FC atau Atom FC, semua masih misteri.

Belabaja FC –seperti diketahui- pernah dipermalukan Atom FC dalam laga perdana awal musim kompetisi.

Kemenangan 4:0 Atom FC atas Belabaja FC boleh jadi menjadi modal awal semangat untuk bertahan sebagai pemenang.

Tapi, bisa juga menjadi beban maha berat karena kembali bertaruh nasib melawan tim bergelar “Naga Labalekan” Belabaja FC, setelah bangkit dari keterpurukan. Mengapa?

Dengan materi pemain yang mumpuni dikawal captain team pemain veteran Cello Pukan, Naga Labalekan bisa saja berbalik “bringas” melumatkan pergerakan pasukan Atom FC yang beken dengan pemain dengan kelincahan seperti kijang muda.

Adi Polen, si pengawal barisan Belabaja FC, bakal tak membiarkan setiap pemain Atom FC melenggang kangkung menerobos barisan pertahanan gawangnya yang bakal dikawal Gimbal Wuwur.

Ciptakan kegaduhan

Manager Belabaja FC Fredy Mudaj bakal jauh-jauh sudah memerintahkan anak asuhnya sigap dalam setiap gerak lincah badan kaki yang kukuh anak-anak Atom FC yang dikenal selalu haus goal. Setiap pergerakan Atom FC bagai moster yang menakutkan.

Tak ayal, pasukan Naga Labalekan tak boleh abai dan tetap menciptakan kegaduhan personal guna meredam kelincahan serangan Atom FC yang kerap merepotkan pasukan Naga Labalekan, terutama di lini pertahanan.

Memompa semangat anak asuh adalah tugas tambahan Robert Bala Wuwur, Alan Beoang, dua pelatih yang selalu siap dan sigap di bibir lapangan: hal yang dilakukan seperti saat anak asuhnya menjamu Lika Pito FC, Ile Ape Timur hingga memetik kemenangan 3:0 di akhir laga sebelumnya.

Bagi Fredy, Belabaja FC tetap solid dan tak pernah patah semangat. Pihaknya terus memompa semangat mereka. Anak-anak kembali lahir motivasinya dan langsung membungkam Lika Pito FC dengan skor 3:0.

“Anak asuh kami memang sangat diperhitungkan sejak awal. Di final anak-anak kami dipastikan menyuguhkan resep sakti meredam Atom FC guna mengambil alih kemenangan yang sempat menjauh di laga perdana,” kata Fredy Mudaj sesumbar di markas Belabaja FC, asrama Dei Flora, di jalur utama Waikomo-Lewoleba, jantung kota Lewoleba, menjelang laga final Senin (2/10/2017) sore.

Meski tak menyebut tak menyebut resep sakti dimaksud, Fredy pantas optimis. Semangat anak-anak asuhnya semakin menggunung setelah mempermalukan Singa Kalikur FC, Omesuri dengan skor 3:0, yang mengantar timnya melesat menuju final dan kembali bertaruh nasib dengan Atom FC di ajang Gala Desa Tingkat Kabupaten 2017 guna meraih juara satu.

Beban masa lalu dipermalukan Atom FC 0:4 bukanlah pengalaman traumatik yang disimpan saban hari selama musim kompetisi.

Ia merupakan pil mujarab dan ajaib pengganda semangat guna merangsek menerjang lawan di final dan puluhan ribu pasang mata dan penggila bola kabupaten yang berulang tahun otonomi Oktober ini.

“Dewi Fortuna rupanya tinggal di kaki Labalekan, bukan di Ile Ape yang kerap “batuk-batuk” ringan. Karena itu, kami yakin sang dewi menetap di selatan, di kali Labalekan. Karena itu Atom FC bakal kami redam ambisinya dengan bantuan sang dewi,” kata Fredy sembari tertawa.

Labalekan yang dimaksud tak lain adalah gunung tertinggi di selatan Lembata, yang banyak menyimpan potensi pemain dan pelatih hebat seperti dua bersaudara Anton Kia Botoor (PSK) dan Polce Kia Botoor (Barito Putra), Ardi Pukan (PSM), Marcel Bitol Blikololong, Bernard Satel Blikololong, dll.

Nama-nama tersebut pernah dan tengah ambil bagian di bidang olahraga sepakbola di tempat tugasnya masing-masing.

Bahkan kata Fredy, mantan mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Katolik Widya Mandira Kupang ini, beberapa tokoh sudah memprediksikan Belabaja FC akan bertemu Atom FC di laga final.

Prediksi itu, ujar Fredy, ternyata terjawab setelah di laga semi final Belabaja FC menang telak atas jawara grup B Singa Kalikur FC 2-0 dari kaki Gusti Pukan dan captain team Cello Pukan. Gol Gimbal Wuwur tak ternodai.

“Awalnya simpatisan Belabaja FC sempat kecewa setelah dipermalukan Atom FC 0:4. Penampilan anak asuh saya saat merumput di lapangan hijau tidak memuaskan. Padahal, ia sudah memasang resep jitu dengan formasi 4-4-2. Dua striker kami, Hans Pukan dan Edan de Ona segera saja menurun staminanya,” kata Fredy.

Namun, pada laga kedua melawan Amok FC Lebatukan, para punggawa Belabaja FC mengubah strategi. Posisi 4-3-3 diterapkan.

Alhasil, timnya merasa puas dengan menahan imbang Amok FC dengan skor 2-2. Strategi dan formasi itu terus berlanjut ke laga ketiga saat menjamu Lota Pito FC.

“Kami menarik Cello ke pilar belakang bersama Adi Polen. Mereka pun menemukan irama yang harmonis dengan pola menyerang 4-3-3. Lota Pito pun kewalahan dan harus menelan pil pahit dengan kekalahan 3:0. Belabaja FC akhirnya mengambil alih posisi sebagai runner up grup A. Kemudian melawan juara grup B Singa Kalikur dan mempermalukan tim dari kaki Uyelewun itu dengan skor 2:0,” lanjut Fredy.

Misi awal 

Final Gala Desa 2017 tingkat Kabupaten Lembata 2017 tak sekadar mencari sang juara, namun tetap kembali ke misi awal.

Sejak bergulir pasca pelantikan Eliaser Yentji Sunur-Thomas Ola Langoday sebagai Bupati-Wakil Bupati Lembata, olahraga menjadi salah satu sarana mengembangkan potensi daerah di bidang olahraga melalui ajang Gala Desa.

Setiap kecamatan diwajibkan menggelar turnamen antardesa guna menjaring bakat utamanya sepakbola sekaligus sebagai wahana meningkatkan persaudaraan dan persatuan antardesa.

Moto pembangunan yang diusung yaitu Satu Lembata, Satu NTT, Satu Indonesia. Bupati Sunur bersama Wabup Langoday menghendaki turnamen dalam format Gala Desa mesti dilihat lebih jauh sebagai kegiatan untuk merekatkan tali persaudaraan antarmasyarakat desa dalam mewujudkan tujuan pembangunan Lembata.

”Tujuan utama digelarnya Gala Desa adalah untuk persaudaraan dan persatuan. Menjadi juara juga penting, tetapi yang paling penting adalah bagaimana Gala Desa yang sekarang berlangsung di semua kecamatan ini dapat mempererat persaudaraan dan persatuan kita sebagai satu Lembata, satu NTT dan satu Indoensia,” ujar Langoday dalam sambutannya pada pembukaan kegiatan Gala Desa di Desa Tubuk Rajan, Kecamatan Atadei, Kamis, (20/7) lalu.

Nah, adu gengsi dua musuh bebuyutan: Belabaja FC versus Atom FC di bawah kolong langit Lembata adalah jawabannya: antara mencari sang jawara atau merekatkan persaudaraan sesama anak tanah lepanbatan. 
Sumber:http://kupang.tribunnews.com, 2 Oktober 2017 
Ket foto: Tim Belabaja FC (gbr 1) bersama manager dan pelatih (gbr 2) dan Atom FC (gbr 3).
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger