Headlines News :
Home » , » H. Basrizal Koto, Saudagar Kaya dari Ranah Minang

H. Basrizal Koto, Saudagar Kaya dari Ranah Minang

Written By ansel-boto.blogspot.com on Thursday, April 30, 2020 | 8:45 PM


SUATU pagi di Pekanbaru, kota Provinsi Riau. Awal November tahun 2007. Pukul 07.00 WIB. Sesaat turun dari kamar, saya menuju meja sarapan di sebuah hotel di jantung kota. Rekan Yudia Wawan, teman seperjalanan saya ajak turun menikmati sarapan. Maksudnya, usai sarapan kami bisa punya waktu sejam lebih menikmati keindahan Pekanbaru, kota yang kuat bernuansa Melayu. Di sofa tak jauh dari resepsionis mata saya masih terpaku dengan Riau Pos, salah satu koran harian jumbo di Riau. Asyik menikmati berita headline pagi, beberapa tamu hotel pun duduk di meja yang sama.

H. Basrizal Koto, tamu hotel, juga tak lama berada di meja yang sama. "Salamalaikum. Selamat pagi, Pak Haji," kata saya sembari menyalaminya. "Waalaikumsalam. Apa kabar, mas?" kata Haji Basko. "Alhamdulilah. Sehat, Pak Haji," kata saya. Saya menyapanya dengan Pak Haji. Namun, apakah ia sudah atau belum menunaikan Ibadah Haji di tanah Suci Mekkah Almuwaromah, saya tak berpikir ke sana. Menyapanya dengab "Pak Haji" bagi saya sudah jadi bentuk penghormatan bagi orang yang lebih tua dari saya. Saya membayangkan ia seorang ulama yang rendah hati dan bersahaja. "Saya dan rekan Wawan mendapat tugas kantor ke Pekanbaru. Selanjutnya akan ke Rokan Hulu dan Rokan Hilir," kata saya. Pak Haji menanyakan apakah hanya tugas di Pekanbaru atau masih lanjut ke beberapa kota lain di luar Pekanbaru.

Pagi ini, ingatan saya kembali ke Pekanbaru. Sesaat menyusun kembali buku-buku yang tercecer sejak semalam, autobiografi H. Basrizal Koto saya temukan. Saya ingat, buku itu diberi langsung sang penulis, H. Basko, kepada saya. Judulnya, H. Basrizal Koto: Saudagar Jalan Hidup Saya. Diterbitkan oleh PT Riau Mandiri Press pada Oktober 2007. Autobiografi ini diberi Kata Pengantar Ary Ginanjar Agustin, seorang motivator dan penulis buku best seller ESQ. "Buku ini baru terbit sebulan lalu. Tapi Anda beruntung bisa mendapat satu eksemplar. Sekadar baca-baca saja sepulang ke NTT. Siapa tahu bisa menjadi inspirasi bagi Anda dan juga teman-teman sekampung di rantau," kata Pak Haji Basko kepada saya. "Kalau berkenan Pak Haji bisa tandatatangani. Apa boleh saya minta nomor kontak Pak Haji. Siapa tahu sekali-kali saya bisa hubungi," kata saya. Ia pun dengan senang hati membubuhkan tandatangan dan menulis nomor handphone di pojok kanan buku karyanya itu. Senang? Tentu. Saya merasa ini juga oleh-oleh berharga lain dari Riau, bumi Lancang Kuning di Semenanjung Malaka. Inilah indahnya saling mengenal satu sama lain sebagai saudara di bumi Pertiwi; negeri yang dikaruniai beraneka suka, agama, ras dan golongan.

Siapa sesungguhnya H. Basrizal Koto, ia mengarahkan membaca sekilas perjalanannya sebagai anak rantau dari ranah Minang. Kisah sukses adalah bagian penting dalam sejarah perjalanan Pak Haji dalam bisnisnya hingga ke pentas nasional. Ia lahir dari keluarga miskin di kampung Ladang, Padusunan, Padang Pariaman, Sumatera Barat pada 11 Oktober 1959. Sang bunda, Hj. Djaninar, sejak masih gadis kecil di kampung halaman sudah menjadi yatim piatu. Sedang sang ayah, H. Ali Absyar, adalah pemuda kampung biasa seperti kebanyakan orang di ranah Minang. Ia tentu sosok yang mendidik dan mengajarkan anak-anaknya kelak tumbuh menjadi pribadi yang religius, rendah hati, dan rajin, termasuk Basko.

Haji Basrizal Koto mengaku, sejak kecil ia menyadari diri anak orang miskin. Tapi, kemiskinan tidak boleh dinikmati; harus dilawan. Tak ayal, ia bertekad keluar dari rantai kemiskinan. Caranya? Ya, harus bekerja keras dan punya motivasi tinggi. Kemiskinan bukan diterima sebagai nasib apalagi membuatnya rendah diri. Tatkala beranjak dewasa, bermodal semangat dan motivasi tinggi serta semangat membaja pada usia 26 tahun ia merintis usaha di Pekanbaru melalui PT Ceya Zico Utama. Di Padang ia juga mendirikan Minang Plaza dengan sejumlah grup usaha besar lainnya. Minang Plaza adalah pusat belanja modern pertama di Sumatera Barat. Ia juga merintis media di Pekanbaru dan Batam. "Saya berkali-kali memberikan ceramah untuk memotivasi anak muda maupun mahasiswa serta sarjana yang baru tamat untuk bisa menjadi enterpreuner, wirausahawan. Minimal bisa mandiri, tidak tergantung pada orang lain. Usai memberi ceramah saya selalu mendapat pertanyaan. Modalnya dari mana. Siapa yang akan memberi fasilitas dalam memulai usaha," kata Haji Basko.

Namun, boleh jadi nasehat dan tekadan orangtuanya memompa semangat Basko kecil untuk maju dan meraih cita-citanya menjadi orang berguna bagi sesama. Pengalaman hidup susah di kampung halaman malah memacunya menjadi orang berguna dan sukses. Ia mengaku kehidupan orangtua yang miskin membuat ia terlambat masuk sekolah dasar. Tatkala teman-temannya masuk sekolah dan berada di ruang kelas, Basko kecil malah berdagang kecil-kecilan di sekolah untuk membantu ekonomi keluarga. Sang bunda setia melakoni pekerjaan apa saja menghasilkan duit untuk menghidupi anak-anaknya. Sang ayah, kala itu malah memilih merantau. Sang bunda sendiri tegar menjual lontong sayur dan tapai ubi untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Kadang sang bunda mengambil upah menumbuk padi di sawah orang. "Kadang bunda tidak mengambil upah berupa uang tapi beras. Kemudian beras dibawa pulang untuk makan kami semua. Tekad dan semangat bunda itulah masuk dalam jiwa saya hingga jadi modal hidup," kata Basko.

Niat dan kerja keras dilandasi doa yang kuat hingga menjadi orang sukses boleh jadi adalah berkat yang ia terima dari Tuhan, sang sumber rejeki. H. Basrizal Koto sukses mengelola induk usahanya, MCB Group, dengan beberapa anak usahanya. Sebut saja Basko Minang Plaza, Cerya Riau Mandiri Printing, Cerya Multi Sarana, Cerya Jaya Utama, Suara Mandiri Riau, Inti Kharisma Riau Mandiri, Kepri Sijori Mandiri, Riau Agro Mandiri Perkasa, Harian Umum Riau Mandiri, Harian Umum Sijori Mandiri, dan Radio SmartFm Mandiri 99,5. Belum lagi di organisasi sosial kemasyarakatan. Basko misalnya, pernah menjabat Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang Riau tahun 2000-2010 dan Ketua Umum Yayasan Peduli Pendidikan Bunda Riau dan Ketua Pembina ESQ Riau.

Ary Ginanjar Agustian pun punya testimoni tentang H. Basrizal Koto. Kata Ary, perjalanan Basko adalah sebuah kisah nyata perjalanan hidup yang layak diabadikan. Kisah sukses Basko, yang tak tamat SD seolah menjawab bahwa keberhasilan bukanlah ditentukan berapa tinggi pendidikan seseorang tapi juga ditopang kecerdasan emosi dan spiritual. Kisah Basko adalah tentang keunggulan dari sebuah kemauan kuat dan tekad baja. Kisah Bakso tak hanya tentang kedisiplinan yang tinggi dan kemampuan berkomunikasi yang bagus. Namun juga sarat dengan nilai cinta dan kasih sayang sejati antara seorang ibu dan anak. "Inilah kuncinya. Kecerdasan spiritualnya dididik oleh sang bunda yang mengajarkan tentang cinta dan ketuhanan serta kecerdasan emosinya dibentuk melalui jalanan dan lingkungan yang penuh tantangan, street smart," kata Ary.

Kisah perjumpaan saya dengan H. Basrizal Koto, saudagar dari ranah Minang 13 tahun lalu di sebuah hotel di jantung Pekanbaru, hadir tatkala saya merapihkan kembali buku-buku saya. Ratusan buku memang sudah hancur akibat banjir yang melanda Jakarta akhir Desember lalu. Autobiografi Basko, salah satu yang selamat. Di tengah kepungan wabah covid-19, ingatan saya kembali ke Pekanbaru. Selain memangkas rasa kecewa karena sebagian buku ludes dihajar banjir dan kejenuhan menyusul kebijakan pembatasan sosial berskala besar di DKI Jakarta, membaca kisah H. Basrizal Koto bisa jadi obat mujarab membunuh jenuh yang bersarang. Itung-itung dari membaca ada ruang bergembira. Sekaligus mengingat kembali kenalan baik saya, H. Basrizal Koto yang kini tengah menunaikan Ibadah Puasa Ramadhon. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa tuk Pak Haji Basrizal Koto. Semoga melalui doa dan puasa kali ini berkahnya juga tak hanya dialami keluarga besar namun bagi seluruh umat manusia di muka bumi terutama di seluruh wilayah Indonesia yang tengah dilanda covid-19.
Jakarta, 30 April 2020 
Ansel Deri 
Pernah ke Pekanbaru, Rokan Hulu & Rokan Hilir, Riau 
Ket foto: H. Basrizal Koto 
Sumber foto: Repro buku "H. Basrizal Koto: Saudagar Jalan Hidup Saya".
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger